Hidayatullah.com– Investigasi telah diluncurkan oleh pimpinan dewan kehormatan fraksi partai pemerintah Inggris menyusul laporan bahwa seorang politisi senior dari Partai Konservatif menonton video pornografi di ponselnya ketika berada di ruang sidang.
Para wanita anggota parlemen Inggris hari Senin malam menemui Chris Heaton-Harris guna mengadukan soal seksisme di parlemen, dengan salah satu dari mereka mengatakan bahwa seorang kolega pria menonton pornografi saat duduk di sebelah mereka di House of Commons, majelis rendah parlemen Inggris.
Kelompok yang terdiri dari 12-14 wanita itu menceritakan perilaku-perilaku seksisme di kalangan pria anggota parlemen dari Partai Konservatif, mendesak agar Heaton-Harris mengambil tindakan atas hal itu, lansir The Guardian Rabu (27/4/2022).
Mereka juga menyerukan agar diambil tindakan terhadap tiga menteri kabinet yang dilaporkan dan saat ini menjadi subjek pemeriksaan tentang perilaku seksual yang tidak pantas. Menteri kabinet di Inggris juga merupakan anggota parlemen.
Anggota parlemen yang mengangkat isu itu tidak menyebutkan nama politisi pria dimaksud, tetapi muncul kabar bahwa orang itu terlihat menonton pornografi saat menghadiri rapat parlemen dan komisi.
Pengaduan ini dilakukan menyusul protes soal sikap misoginis terhadap wakil ketua fraksi Partai Buruh Angela Rayner, setelah koran Mail on Sunday mempublikasikan klaim dari seorang anggota parlemen Konservatif yang menudingnya menyilangkan kaki berulangkali – seperti yang dilakukan karakter yang diperankan Sharon Stone dalam film Basic Instinct – dengan tujuan membuyarkan konsentrasi PM Boris Johnson saat menjawab pertanyaan di parlemen. Rayner menyangkal klaim tersebut.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Kala itu PM Johnson sedang dicecar pertanyaan terkait masalah pelecehan seksual yang dilakukan oleh para politisi pejabat pemerintah.
Pekan lalu Sunday Times melaporkan bahwa 56 anggota parlemen Inggris telah diadukan ke Independent Complaints and Grievance Scheme terkait tuduhan-tuduhan seksual, termasuk tiga menteri kabinet dan dua menteri kabinet bayangan.*