Sambungan Wawancara 1
“MCA Harus Bikin Akun Official”
Jadi bagaimana baiknya soal MCA ini?
Yes. MCA harus bikin akun official. Itu yang bagus untuk umat. Dia bisa mengisi tempat clearing house, tempat bertanya umat, (berita) ini benar atau tidak di situ. Kalo enggak, umat terus dibodohin. Kalau saya lihat, umat itu sekarang jadi mudah kan dibuat benci atau tidak membenci.
Cuma kemudian, ini yang dipakai untuk menimbulkan kebencian yang menurut saya sudah terlalu berlebihan. Jadi kadang-kadang orang membuat konten (isi pesan) sampai diluar batas dan berlebihan.
Bisa dijelaskan tipologinya?
Misalnya aanggota MCA yang ada di twitter, yang saya perhatikan, mereka lebih banyak sebetulnya untuk mencoba hati-hati, ngeyel-ngeyelan tapi mereka enggak sampai terlalu berlebihan, melebihi batas, sebab dia bisa jatuh ke hoax atau penghinaan yang berlebihan. Karena mereka mengerti UU ITE. Ibaratanya, pegguna twitter lebih agak cerdas dikit lah.
Tapi kalau yang di Facebook, kebanyakan di sini orang-orang biasa, nggak mengerti UU ITE, sehingga mereka merasa bisa melakukan apapun. Bisa bikin konten apapun dan di-share. Ada konten yang parah banget, misal ada Pak Jokowi dan gambar binatang, lalu mereka share karena dianggap ‘jihad’ media. Yang seperti ini yang remnya gak ada. Jadi saya pikir umat ini sudah melampaui batas untuk mengekspresikan ketidaksukaannya. Ini yang saya nilai berbahaya. Sebetulnya ini harus ada yang mengingatkan.
Akhirnya, kemungkinan yang ditangkap polisi itu bisa juga bagian dari umat atau yang mengaku-ngaku MCA. Karena MCA itu sendiri sangat open (terbuka). Coba sebelum ditangkap, MCA sudah bilang MCA yang asli seperti ini. Misi kita ini… ini… melawan hoax dan fitnah, kami tidak membuat hoax dan fitnah, dan sudah membabat hoax. kalau MCA sudah bisa begitu, jika yang ditangkapin polisi ternyata bukan MCA yang asli, polisi akan malu. Tapi sekarang enggak. MCA nya itu nggak jelas.
Ini zaman informasi, tabayun harus lebih diperbanyak lagi. Siapa yang membuat tabayun ini? Harusnya MCA yang resmi sebagai pusatnya. Clearing house, command center, pusat kendali informasi yang menyebar buat seluruh umat. Kalau MCA yang asli bisa resmi sepeti ini, MCA jadi aset umat dan umat akan berdaya dengan itu.
Sejak kapan MCA ada?
Mungkin yang disebut media itu wujudnya, bukan namanya. Sebelum ada nama MCA, sudah ada teman-teman FPI, Habib Rizieq membentuk jaringan. Itulah yang menggerakkan Aksi 411 (4 November 2016), dan Aksi 212 (2 Desember 2016). Jadi itu sudah ada networknya. Mulai Desember (baru dua tahunan, red) itu, mereka menamakan dirinya sebagai MCA. Kemudian mulai mengkoordinasikan diri dalam pelatihan-pelatihan social media, pelatihan cyber army. Sudah mulai lebih banyak dibanding sebelumnya. Tapi kalau cikal bakalnya sudah lama.
Polisi mengaitkan MCA yang ditangkap dengan anggota SARACEN?
MCA saja enggak jelas (ada yang asli dan tida, red). Anggota SARACEN bisa jadi anggota MCA juga. Mereka yang sindikat (palsu, red), tukang bikin hoax, bisa jadi ngaku anggota MCA juga. Orang yang menjadi S2, S3, Ph.D bisa mengaku anggota MCA juga karena semangatnya di situ. Siapapun bisa. Jadi saya sih lihat ada kemungkinan itu. Bisa jadi.
Sejak kapan jagad media berubah jadi ajang perang seperti ini?
Saya kira sejak sebelum ada media pun sudah ada. Setiap Pilpres juga sudah ada. Sejak zaman sebelum ada internet, Pilpres kan menggunakan selebaran gelap. Cuma dengan ada medium yang baru, jadinya labih mudah. Begitu ada internet langsung udah kayak begitu. Langsung dimanfaatkan.
Faktor utama adanya perang ini apa ya?
Kepentingan politik dan ekonomi. Politik, orang yang pingin berkuasa kan melakukan berbagai macam cara kan untuk menjatuhkan lawan dan menaikkan dia.
Bidang ekonomi, orang cari uang dengan menjadi buzzer, pengamat media, penasihatnya, melakukan operasi lapangan, itu kan setiap kali ada pemilihan-pemilihan ada peluang di situ. Jadi simbiosis-mutualisme antara politik dan ekonomi.*/Andi R