Sambungan artikel PERTAMA
Saling Cuci Tangan
Siapa di balik pembunuhan Amina Okueva. Belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Banyak dugaan mengarah pada intelijen Rusia, kubu Ramzan Kadyrov dan pihak Ukraina.
Namun pemimpin Chechnya yang kini menjadi kaki tangan Putin, Ramzan Kadyrov, menyiratklan bahwa dinas rahasia Ukraina terlibat dalam kematian Amina Okueva. Tuduhan itu dibantah Kemendagri Ukraina yang mengatakan bahwa dinas rahasia Rusia atau pendukung Ramzan Kadyrov kemungkinan terlibat dalam kematian muslimah tersebut.
The Caucasian Knot melaporkan pada tanggal 30 Oktober, bahwa Adam Osmaev terluka dan sementara Amina Okueva tewas seketika ketika mobil mereka ditembaki di dekat Kiev. Pihak Ukraina yang menyelidiki kasus ini mengkalim aksi ini dilakukan para pembunuh bayaran.
Adam Osmaev melihat ada “jejak Rusia” dalam pembunuhan istrinya. “Dinas rahasia Ukraina telah memutuskan untuk membunuh bukan dua tapi tiga burung dengan satu batu: untuk menyingkirkan gangster perempuan lokal mereka, untuk mengalihkan perhatian tuan Barat dari demonstrasi, dan untuk sekali lagi menyalahkan Rusia atas masalah mereka,” tulisnya di Telegram.
Ramzan Kadyrov juga menambahkan bahwa pernyataan politisi Ukraina tentang Amina Okueva sebagai tentang wanita Chechnya itu tidak berdasar, karena dia “tidak memiliki kesamaan dengan Chechnya dan orang-orang Chechnya.” Pemimpin Chechnya itu juga membantah versi tentang “jejak Rusia” dalam pembunuhan itu.
Sebelumnya, Anton Geraschenko, penasihat Mendagri Ukraina, telah menyatakan bahwa kedua versi pembunuhan itu diduga melibatkan Rusia. Menurut laporannya, versi pertama menyiratkan tindakan dinas rahasia Rusia “dengan tujuan … menciptakan suasana teror di Ukraina,” lapor Interfax.
“Dan versi kedua adalah tentang tindakan orang-orang yang tinggal di Chechnya sebagai balas dendam kepada Adam [Omanov] atas penentangannya terhadap Ramzan Kadyrov dan bawahannya,” kata Anton Geraschenko.
Seperti diketahui, Rusia telah memerangi wilayah Muslim Cechnya sejak tahun 1994. Namun dalam Perang Cechnya Kedua, pemimpin pejuang Chechnya Ahmad Kadyrov (ayah Ramzan Kadyrov) memutuskan untuk meninggalkan pejuang dan mendukung pasukan federal Rusia, apalagi setelah konstitusi baru baru Rusia memberi kekuasaan lebih besar kepada pemerintah Chechnya.
Keputusan ini membuat Aslan Maskhadov memecat Ahmat Kadyrov dari kursi Ketua Mufti. Sebagian pejuang Cechnya menganggap Akhmat Kadyrov menghianati bangsanya dan memilih setia pada musuh.
Setelah membelot pada Rusia, Akhmat, bekerjasama dengan Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Anaknya Ramzan yang masih muda ditugaskan untuk memimpin pasukan elit dengan dukungan dari FSB.
FSB adalah badan keamanan utama Rusia dan merupakan lanjutan dari badan intelejen Uni Soviet (KGB). Tugasnya adalah memerangi para pejuang yang ingin memisahkan diri dari Federasi Rusia dan memata-matai musuh. Secara rutin FSB bekerja sama dengan kepolisian asing dalam memerangi pejuang kemerdekaan di wilayahn Putin.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Akhmat Kadyrov juga diangkat sebagai kepala administrasi Republik Chechnya oleh Vladimir Putin. Ia memimpin kantor transisi sementara sampai Konstitusi diterapkan, hingga ia diangkat menjadi Presiden pertama Chechnya pada 5 Oktober 2003.
Akhmat Kadyrov tewas pada 9 Mei 2004 oleh sebuah bom saat menyaksikan parade Hari Kemenangan Soviet. Setelah ia terbunuh, kekuasaan akhirnya diteruskan anaknya, Ramzan hingga saat ini.
Adam Osmaev dan istrinya, Amina Okueva termasuk kelompok yang anti-Putin dan anti-Ramzan. Saat masih hidup, Amina menganggap Ramzan adalah penghianat bangsa Cechnya.
“Kadyrovtsy (paramiliter Chechnya yang setia kepada Kadyrov) adalah pengkhianat nasional. Pengkhianatan dan membantu penjajah adalah jenis pengkhianatan terburuk. Mereka ini orang-orang yang membungkuk untuk melayani pembunuh berusia berabad-abad, pembantai bangsa mereka sendiri, yang dipaksa untuk menghancurkan dan mempermalukan bangsa mereka dengan imbalan semangkuk bubur — yang sedikit sekali,” ujar Aminah.*