Oleh: Muhaimin Iqbal
SEKITAR setengah tahun lalu dalam tulisan “Udara Bersih: Dagangan Baru Era MEA” saya menulis tentang konsep Active Tourism – atau wisata aktif.
Pelancong bukan hanya menikmati keindahan yang sudah ada di bumi atau hasil peradaban masa lalu, tetapi ikut aktif membangun keindahan masa kini. Alhamdulillah program ini sudah mulai berjalan, bahkan diantaranya jalan di bagian negeri ini yang menjadi etalase dunia yaitu Bali.
Kita tahu Pulau Bali adalah wilayah negeri ini yang paling banyak dikunjungi orang asing, bahkan sampai ke pelosok-pelosoknya telah menjadi semacam desa dunia. Mereka menikmati budaya dan pemandangan alam di setiap jengkal pulau yang eksotis tersebut. Hanya saja memang belum semua bagian pulau Bali bisa merepresentasikan keindahan itu.
Sama dengan bagian lain di Indonesia, beberapa daerahnya masih gersang dan belum terolah dengan baik. Maka disinilah peran yang bisa kita mainkan, melalui project iGrow kacang tanah misalnya– bersama para pembaca situs ini kini kita telah menanam tidak kurang dari 40 hektar kacang tanah – dan masih terbuka peluang untuk ratusan hektar lagi.
Tanah-tanah yang semula gersang, kini telah menghijau sejauh mata memandang dengan penghijauan yang mengikuti petunjukNya untuk menghidupkan bumi yang mati – yaitu dengan biji-bijian yang di makan (QS 36:33).
Bagi Anda yang ikut program ini ataupun belum, silahkan bila Anda ingin menengok kebun kacang tanah kita semua di sana sekarang. Saat ini usianya masuk pekan keempat – dimana sudah nampak kehijauan yang menutupi bumi. Puncak keindahannya akan terjadi sampai tiga bulan ke depan insyaAllah.
InsyaAllah nanti pada pertengahan bulan keempat akan kita panen – silahkan juga bergabung pada acara penen rayanya. Setelah dipanen, bumi yang telah ditanami bij-bijian yang dimakan ini makin lama akan makin subur sehingga bisa ditanami lagi dan lagi, baik tetap kacang tanah ataupun tanaman lainnya.
Bila orang datang ke Bali selama ini untuk menikmati keindahan pantai, gunung, danau atau budayanya, orang-orang seperti kita datang ke Bali untuk membangun keindahan yang lain – yaitu memakmurkan sebagian bumi yang masih gersang.
Segera dalam waktu dekat pemerintah dan masyarakat setempat akan punya tambahan atraksi wisata tersendiri yaitu kehijauan sejauh mata memandang dan bahkan puncaknya adalah wisata panen raya kacang tanah.
Ada alasan lain mengapa project semacam ini kita mulai di Bali, yaitu karena Bali merupakan semacam etalase bagi wilayah Indonesia lainnya di mata para pelancong asing.
Bila dari kacang tanah ini bisa diolah menjadi produk-produk unggulan dan mulai dipasarkan kepada para turis yang berkunjung ke Bali, maka dengan cepat insyaAllah produk tersebut akan dikenal dunia. Setelah produk dikenal dunia, maka – hasil pengolahan produk sejenis dari wilayah Indonesia lainnya bisa mengikuti di belakangnya.
Skenario untuk kacang tanah ini misalnya adalah sebagai berikut : selain untuk menjadi camilan kacang goreng, nilai tinggi produk berbasis kacang tanah lainnya adalah Virgin Peanut Oil (VPO) – yaitu minyak kacang tanah hasil pengepresan dingin.
Ketika kita mengambil minyak dari kacang tanah dengan pengepresen dingin untuk menghasilkan VPO tersebut, kita juga memproduksi hasil samping – camilan berkwalitas tinggi seperti yang kita sebut Low Fat Peanut Cracker – Krupuk Kacang Tanah Rendah Lemak (karena lemaknya sudah diambil untuk minyak tadi !), tetapi bergizi tinggi karena protein dan zat-zat lainnya masih dipertahankan utuh di dalamnya.
Baik VPO maupun produk sampingnya crackers rendah lemak namun bergizi tinggi ini bisa dengan mudah diintrodusir ke masyarakat internasional yang sedang berkunjung ke Bali. Dari sanalah diharapkan nantinya produk-produk semacam ini dikenal dunia dan kemudian diikuti oleh produk sejenis dari wilayah Indonesia lainnya.
Sudah umum sekarang terjadi di Bali, orang-orang asing yang kerasan tinggal di sana – berusaha hidup dengan berdagang apa saja yang bisa mereka peroleh di Bali untuk dijual kembali ke negaranya. Produk hasil bumi seperti kacang tanah dan turunannya ini akan menambah jenis dagangan baru yang bisa mereka perdagangkan.
Bali yang tumbuh secara alami menjadi kota internasional – bisa menjadi etalase produk-produk Indonesia untuk dikenal dunia, mestinya juga bisa menjadi kesempatan siapa saja yang hendak belajar mengakses pasar global.
Banyak peluang yang Anda bisa terlibat di dalamnya, tidak hanya terbatas pada bertani kacang tanah kemudian mengolah hasilnya seperti yang sedang kami rintis tersebut di atas – tetapi juga peluang menjual produk-produk orisinil Indonesia lainnya ke pasar internasional.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama insyaAllah outlet Natural.ID akan kita hadirkan di pusat lalu lalangnya para pelancong di Bali ini. Yang dipajang didalamnya adalah seluruh produk-produk alami khas Indonesia – yang sumbernya terbarukan atau kita sebut renewable natural resources.
Mereka yang berkunjung ke Bali untuk menikmati keindahan alam dan budaya tradisionil-nya adalah juga bisa menjadi target pasar yang tepat untuk produk-produk alami semacam ini, lebih dari itu mereka juga akan menjadi duta-duta dari produk kita di negaranya masing-masing setelah mereka pulang.
Bila Anda menikmati suatu produk ketika Anda sedang berada di negeri lain, Anda akan cenderung merindukannya ketika sudah pulang. Itulah mengapa kurma memiliki pasar besar di Indonesia, karena kita menikmatinya ketika sedang pergi berhaji atau berumrah – kurma sudah bukan hanya makanan biasa bagi kita, kurma adalah makanan yang berasosiasi dengan ritual peribadatan kita secara langsung.
Demikian pula para turis yang datang ke Bali, tidak semua mereka adalah orang kaya. Mereka bersusah payah menabung untuk bisa berwisata ke Bali. Maka bila mereka bisa menikmati sesuatu di Bali, mereka akan cenderung ingin sesuatu itu bisa dia peroleh di negerinya tanpa harus datang lagi ke Bali. Efek psikologis inilah yang kita bisa manfaatkan untuk memperkenalkan produk-produk kita di kancah global.
Jadi untuk mulai berdagang secara global memperkenalkan produk-produk asli negeri ini, kita tidak harus buka outlet di Singapore, Paris, London, New York dlsb. InsyaAllah di Bali-pun tidak akan kalah efektifnya, karena mereka sudah datang ke sini – tinggal kita garap bersama pasar global yang ada di depan mata ini.*
Penulis adalah Direktur Gerai Dinar