Hidayatullah.com–Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menyelenggarakan kuliah umum untuk para mahasiswa Indonesia dan staff KJRI.
Acara ini diisi oleh rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Bapak Prof.Dr.H. Mujiburrahman, MA. Kuliah umum yang berjudul “Kaum Muslim Indonesia & Tantangan Kemajemukan Era Media Sosial” ini berlangsung di Wisma Haji Kota Madinah, Sabtu (17/03/2018).
Diawal pemaparannya, beliau mengingatkan tentang faedah dan esensi yang terkandung pada semboyan negara, bhineka tunggal ika.
“Negara kita itu dimulai dari perbedaan, baru persatuan. Hal ini disebabkan karena masyarakat kita yang mudah berkompromi dan tidak memaksakan kehendak,” kata Rektor UIN Antasari.
Mujiburrahman menjelaskan bahwa kita hidup di era informasi digital, sosial media sudah menjadi kebutuhan mendasar yang sulit untuk ditinggalkan.
”Kehadirannya menjadikan hubungan antar manusia seakan menjadi semakin flat, dengan dipermudahnya komunikasi antar individu.Sisi negatifnya, sosial media dapat membuat penggunanya candu dan mengikis rasa empati antar manusia.”
Sosial media juga berdampak pada agama Islam di ruang publik. Hal ini menjadikannya seakan semakin terbuka dengan berbagai macam persoalan furu’ maupun usulnya. Tak jarang kita dapati masyarakat awam masih bingung dalam bersikap.
”Maka di sinilah peran para ulama dan asatidzah. Agar bisa mengelola segala perbedaan pendapaat yang terlahir dari ini semua secara damai dan berkeadilan,” ujarnya.
Sementara itu, Konjen RI Jeddah menyampaikan perkembangan bidang pendidikan antara Indonesia-Arab Saudi sebagai implementasi salah satu dari sebelas kesepakatan (MOU) antara RI-Arab Saudi yang telah ditandatangani dalam kunjungan Raja Salman Bin Abdulaziz ke Indonesia pada 2017.
Konjen mengatakan telah melakukan pertemuan dengan pejabat UIM termasuk rektornya yang baru dan menyampaikan apresiasi atas penerimaan mahasiswa Indonesia di universitas itu. Jumlah mahasiswa Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Hingga kini terdapat hampir 1.000 mahasiswa asal Indonesia yang belajar di kampus yang terletak di jantung Kota Suci Madinah dengan skema beasiswa dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.
Selain itu, UIM telah menawarkan program pelatihan bahasa Arab bagi para pejabat, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Indonesia.
“Rektor UIM yang baru ini lulusan Amerika, terbuka dan akomodatif,” kata Konjen.
Konjen juga mengusulkan kepada Rektor UIM mengubah pola rekrutmen calon mahasiswa dengan melibatkan lembaga berwenang terkait di Tanah Air seperti Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) dan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama.
Terkait usulan Konjen tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh Ahmad Ubaedillah berpendapat senada dan telah menyampaikannya juga kepada pihak berwenang di Tanah Air.
Kepada Rektor UIN Antasari Konjen yang didampingi Pelaksana Fungsi (PF) Pensosbud-1 Mohammad Soekarno, PF Pensosbud-2 Umar Badarsyah dan Kepala Sekolah Indonesia Jeddah Sugiono, juga menyampaikan perkembangan terkini arah kebijakan pemerintah Arab Saudi seiring dengan garis besar haluan negara, yaitu Saudi Vision 2030 dan dampaknya terhadap perubahan sosialnya yang terjadi sangat cepat.*/kiriman Imam Khairul Anas (Madinah)