Hidayatullah.com–Kepala militer Denmark mengundurkan diri hari Minggu setelah Angkatan Darat dipaksa mengakui bahwa salah satu anggotanya bertanggung jawab atas terjemahan bahasa Arab yang menggambarkan operasi Denmark di Iraq dan Afghanistan.
Laksamana Tim Sloth Joergensen mengundurkan diri setelah terbongkar bahwa seorang spesialis komputer militer menghasilkan terjemahan buku itu yang ditulis oleh mantan tentara pasukan khusus Thomas Rathsack.
Buku berjudul “Ranger–At War with the Elite” (Penjaga Hutan– Berperang Dengan Kelompok Elit), menggambarkan misi di Afghanistan dan Iraq oleh Jaegerkorps, yaitu unit Angkatan Darat Denmark yang dilatih untuk operasi khusus dibelakang garis musuh.
Pihak militer Denmark berusaha melarang peredaran buku itu karena mereka yakin buku itu dapat membahayakan pasukan Denmark diluar negeri. Tetapi pengadilan Denmark menolak upaya itu.
Media lokal mengatakan seorang spesialis komputer militer menghasilkan terjemahan dalam bahasa Arab untuk membuat publik takut bahwa musuh-musuh Islam akan menggunakannya melawan pasukan Denmark. Ia diskors setelah membocorkan versi Arab itu ke media.
Sebagaimana diketahui, lebih dari 700 tentara Denmark, di bawah komando Inggris, berada di Afghanistan. Mereka termasuk ikut bergabung dan mendukung pasukan NATO dalam memerangi pejuang Taliban dan merampas tanah Afghanistan bersama Amerika. Sebelumnya, 24 Tentara Denmark tewas sejak AS memimpin invasi ke Afghanistan pada 2001.
Sebelum ini, senpat diberitakan pengakuan pihak militer Denmark secara jujur bahwa pihaknya merasa kewalahan menghadapi perlawanan para pejuang Taliban. Mereka bahkan memilih melakukan negosiasi dengan pejuang Taliban. Sementara itu, sebuah polling di Denmark menunjukkan bahwa mayoritas rakyat Denmark tidak yakin pasukan Barat akan memenangkan perang di Afghanistan.
Pejabat militer Denmark, Letnan Kolonel Bjarne Hoejgaard pada surat kabar Jyllands-Posten mengungkapkan, “Kami sudah melakukan beberapa kali pertemuan dengan pimpinan lokal Taliban untuk mengakhiri kebuntuan.”
“Kami harus melakukan dialog dan negosiasi yang intensif dengan Taliban, jika kami ingin damai di Afghanistan karena kami tidak mampu memberangus mereka,” ujar Letkol Hoejgaard setelah menjalankan misi di Afghanistan selama enam bulan.
Skandal buku ini kemungkinan sebagai bentuk sikap pihak militer Denmark untuk bersemnyi dari keterlibatannya mendukung Amerika memerangi kelompok Islam di Iraq dan Afghanistan. [cha, berbagai sumber/hidayatullah.com]