Hidayatullah.com–Salah seorang putra dari pimpinan kelompok milisi yang menyebut diri mereka DAESH atau ISIS Abu Bakr al-Baghdadi, dikabarkan tewas dalam sebuah pertempuran di Suriah, tulis sebuah kanal berita ISIS dikutip BBC.
Putra al-Baghdadi yang bernama Hudhayfah al-Badri itu disebut tewas dalam “operasi komando” melawan pemerintah Suriah dan tentara Rusia, di sebuah pembangkit listrik di Provinsi Homs, ungkap pesan di Telegram.
Tidak ada detail lain terkait tewasnya al-Badri, tetapi pesan itu menyertakan foto seorang anak muda yang mengangkat senapan.
Keberadaan ayahnya sendiri, belum diketahui. Namun, dari pesan yang beredar itu terkesan bahwa al-Baghdadi masih hidup.
Pemerintah Amerika pernah menahan al-Baghdadi selama 10 bulan di Iraq pada tahun 2004 lalu.
Baca: Pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi Rilis Rekaman Suara Terbaru
Baghdadi sebelumnya telah beberapa kali dilaporkan tewas. Amerika Serikat menawarkan hadiah senilai $25 juta bagi informasi yang dapat mengarah ke penangkapan dirinya.
Keberadaannya tidak lagi diketahui sejak September 2017, ketika dia meminta para pendukungnya untuk menyerang Barat sembari terus berperang di Suriah dan Iraq.
Sejauh ini, sangat sedikit yang diketahui tentang keluarga pimpinan ISIS itu. Pakar terorisme yang menjadi penasihat pemerintah Irak, Hisham al-Hashimi menyebut bahwa Hudhyfah al-Badri lahir di Kota Samarra, Iraq, pada tahun 2000.
Pada Mei lalu, Hashimi menyebut keberadaan Baghdadi terdesak setelah Iraq menangkap lima pentolan ISIS.
Salah satunya adalah Ismail al-Ithawi, salah satu tangan kanan al-Baghdadi. Dia disebut ditangkap di Turki pada bulan Februari dan kemudian diekstradisi ke Iraq.
Baca: Pemimpin ISIS Abu Bakar al Baghdadi Dipercai Tewas oleh Serangan Rusia
Al-Ithawi dilaporkan membantu intelijen Irak menangkap empat pemimpin senior ISIS lainnya.
Perang melawan ISIS telah membuat banyak warga Suriah mengungsi.
ISIS telah kehilangan banyak teritori yang mereka sebut akan dijadikan “kekhalifahan”.
Kelompok ini sekarang hanya menguasai sejumlah kecil wilayah di Suriah, yang terus diserang pasukan propemerintah Suriah, pejuang Kurdi yang dibantu koalisi Amerika, serta tentara Arab.
Pemerintah Iraq pada Desember lalu juga telah mendeklarasikan kemenangan dalam perang melawan ISIS. Namun, tentaranya masih terus melakukan berbagai operasi melawan milisi di sejumlah area gurun terpencil di perbatasan Suriah.*