Hidayatullah.com—Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang banyak menggunakan istilah asing mendapat banyak tanggapan dari masyarakat. Umumnya, mereka tak ingin simbol negara terlalu banyak menggunakan bahasa asing.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung menilai, pidato SBY tak sesuai UU. Menurutnya, pejabat negara wajib menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
“Sesuai UU No 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara mewajibkan pejabat negara menggunakan bahasa yang baik dan benar,\” kata Pramono kepada wartawan di Gedung DPR/MPR RI, Jakarta, Selasa (4/1).
Menurut Pramono, Presiden adalah simbol negara. Karena itu, SBY diharapkan melakukan pidato dengan bahasa yang resmi.
“Sesuai dengan ejaan berbahasa yang baik dan benar,\” kritik Pramono Anung.
Sementara itu, Juru Bicara Presiden Bidang Hubungan Internasional, Teuku Faizasyah, membela SBY dengan mengatakan, harusnya masyarakat melihat substansi pidato SBY itu.
\”Kita lihat substansinya. Jangan substansinya menjadi terabaikan oleh penggunaan istilah-istilah yang mungkin dari sisi fungsinya lebih untuk memberikan aksentuasi dalam makna dari pidato itu sendiri,\” kata Faiza.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Presiden SBY Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi sambutan dan pengarahan di hadapan para pelaku bursa saat pembukaan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (3/1). Dalam pidatonya, Presiden tak sedikit melontarkan kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia yang justru membuat para pendengarnya bingung.
Tak hanya kali ini saja, Presiden menggunakan istilah Inggris namun hampir dalam setiap pidatonya, baik dalam acara terkait bidang ekonomi maupun bidang yang lain. Hanya saja terasa berbeda dalam pidatonya hari ini, penggunaan istilah dalam bahasa Inggris sangat melimpah.
Jika dihitung, SBY menggunakan istilah dalam bahasa Inggris sebanyak 24 kali pada 30 menit pertama pidatonya. Padahal, pidato SBY hari ini berdurasi lebih dari satu jam. Misalnya pada awal pidato, Presiden mengatakan \”Dalam melakukan evaluasi, kita harus merujuk pada parameter dan ukuran yang jelas. Correct Measurement,\” kata Presiden pada menit-menit pertama sambutannya.
Selanjutnya, kalimat \”Pemulihan ekonomi untuk menjaga kesejahteraan rakyat, atau dengan bahasa bebas saya katakan minimizing the impact of the global economic crisis,\” dalam salah satu petikan istilah Inggris yang disampaikan SBY.
Keberhasilan perekonomian Indonesia di tahun 2010 ini mencapai 6 persen lebih. Tak lupa, ungkapan ini juga dia sampaikan dalam bahasa Inggris. \”Insya Allah tahun 2010 ini kita bisa mencapai enam persen, close to six percent,\” ujar Presiden.
Akibat penggunaan bahasa Inggris yang terlalu banyak, para awak media yang meliput acara ini pun jadi malas untuk mencatatnya. Sebagian bahkan mentertawakan SBY hingga mereka mendapat teguran dari pasukan pengamanan presiden (Paspampres). [mtv/kom/cha/hidayatullah.com]