MEMBACA adalah kebiasaan para ulama dan orang-orang shalih, bahkan ketika mereka menghadiri walimah dan pertemuan-pertemuan. Bacalah contoh menarik berikut ini yang menunjukkan kesungguhan dalam memanfaatkan waktu untuk mencari ilmu. Bacalah perkataan Abu Hilal Al-Askari ini:
“Dikisahkan dari Tsa’lab (Ahmad bin Yahya Asy-Syaibani, salah seorang imam qira’ah, nahwu, bahasa, dan sastra) bahwa dia tidak pernah berpisah dari buku yang dipelajarinya. Apabila dia diundang ke satu walimah dia meletakkan syarat kepada shahibul hajat agar disediakan untuknya tempat selebar kulit (domba) untuk tempat buku yang dibacanya.”
Al-Khatib Al-Baghdadi r.a menyebutkan bahwa sebagian khalifah meletakkan buku-buku bacaan dan buku tulis di sisi pembaringan apabila dia ingin beristirahat, lalu dia membacanya hingga tertidur. Begitu pula ketika bangun, dia pun membacanya lagi.”
Beberapa orang berkata kepada Abdullah bin Al-Mubarak, “Apabila engkau telah menunaikan shalat, mengapa engkau tidak duduk bersama kami?” Dia menjawab: “Saya pergi untuk duduk bersama para sahabat dan tabiin.” Mereka bertanya: “Di mana mereka?” Dia menjawab: “Saya pergi lalu membuka buku-buku, maka saya mengetahui amal-amal dan keteladanan mereka. Apa yang bisa saya lakukan bersama kalian? Sementara kalian hanya duduk membicarakan aib orang lain.”
Abdullah bin Abdul Aziz Al-Umari r.a sering menyendiri di kuburan dengan membawa buku untuk dibaca. Dia ditanya tentang itu, dia pun menjawab: “Tidak ada nasihat yang lebih mendalam daripada kuburan. Tidak ada teman yang baik daripada buku. Dan tidak ada yang lebih menjamin keselamatan daripada kesendirian.”
Semoga Allah memberi rahmat kepada Ibnul Mu’taz ketika berkata:
“Saya menjadikan buku sebagai teman
bukan orang-orang yang ada di majelis.
Karena saya tidak ingin memperoleh,
kecuali sesuatu yang berharga.”
Imam Adz-Dzahabi menukil biograri Ibnu Asakir
r.a. “Anak Ibnu Asakir, seorang ahli hadist Baha’uddin Al-Qasim berkata: ‘Selama 40 tahun Ibnu Asakir tidak pernah menyibukkan diri kecuali dengan tasmi’ (mengulang hafalan-hafalannya), mengumpulkan (yakni mengumpulkan, menulis, dan menyusun ilmu) sampai pada waktu pergi buang hajat dan jalan-jalan.”
Semoga Allah memberi rahmat kepada orang yang berkata:
“Saya tidak mengecap nikmatnya hidup hingga saya menjadi teman untuk rumah dan buku
Tidak ada sesuatu yang lebih mulia menurutku daripada ilmu maka jangan mencari teman selainnya.”
Seorang dokter mendatangi Abu Bakar Al-Anbari r.a dalam keadaan dia sedang sakit, yang karenanya dia meninggal dunia. Dokter melihat urine Abu Bakar, kemudian berkata: “Anda telah melakukan (sewaktu masih sehat dan kuat) sesuatu yang tidak dilakukan oleh siapa pun.” Lalu dokter menemui keluarganya dan berkata kepada mereka: “Hampir tidak ada harapan.” (Dia pesimis terhadap penyakitnya karena obat tidak menolong). Lalu keluarganya menemui Al-Anbari dan menyampaikan ucapan dokter kepadanya, lalu bertanya kepadanya, “Apa yang dahulu Anda lakukan?”
Dia menjawab: “Saya menelaah dan membaca setiap minggu sepuluh ribu lembar.”
Wahai pemuda Islam, inilah berita-berita para imam yang mulia. Itulah keadaan-keadaan para ulama yang bijaksana. Maka bangunlah dari tidurmu, hai orang yang masih mempunyai semangat. Serius dan bersungguh-sungguhlah! Tinggalkan angan-angan kosong dan mimpi-mimpi.*/Abu Qa’qa Muhammad bin Shalih, dalam bukunya Produktif 24 Jam.