Hidayatullah.com– Dua puluh tentara Kamboja kehilangan nyawa ketika terjadi ledakan di sebuah gudang amunisi di pangkalan militer di Provinsi Kampong Speu sekitar pukul 2:45 siang (0745 GMT), kata Perdana Menteri Hun Manet hari Sabtu (27/4/2024).
Pihak militer mengatakan insiden itu merupakan “ledakan gudang amunisi”, yang memghancurkan sebuah truk berisi penuh senjata. Sebuah gedung kantor dan barak-barak di dekat lokasi juga hancur. Sekitar 25 rumah dihantam puing-puing yang terlontar akibat ledakan.
Gambar yang beredar di media sosial menunjukkan sebuah bangunan satu tingkat mengepulkan asap, sementara warga sekitar membagikan gambar rumah-rumah dengan kaca jendela pecah.masih belum jelas apa penyebab ledakan tersebut.
Kecelakaan berkaitan amunisi bukan kejadian langka di Kamboja, negara yang memiliki sejarah puluhan tahun perang saudara. Di negara itu berserakan amunisi dan dan persenjataan peninggalan dari tahun 1960-an. Sekitar 20.000 orang tewas di Kamboja sejak 1979 akibat ledakan amunisi militer.
Pada 2005, lima warga Kamboja tewas dan tiga terluka setelah terjadi ledakan besar di gudang senjata berjarak 2 kilometer dari kota Battambang. Tidak diketahui apa penyebabnya.
Pada 2018, seorang warga Australia dan seorang warga Kamboja tewas ketika alat peledak era perang sipil meletus saat pelatihan penjinakan bom di bagian selatan Kamboja.
Pekan lalu empat orang tewas akibat unexploded ordnance (UXO), menurut Cambodian Mine Action Centre.
Tahun lalu ribuan UXO yang dikubur pada masa perang sipil ditemukan dalam area sebuah sekolah di bagian timur laut Kamboja, termasuk sekitar 2.000 bahan peledak.
Pembersihan ranjau dan peledak masih berlanjut sampai hari ini. Pemerintah berjanji semua ranjau dan peledak yang masih aktif sudah dibersihkan pada 2025.*