Hidayatullah.com – Jarum jam menunjukkan pukul 9.28 WIB ketika Mochammad Nur, Officer Boy (OB) SPBU 51.601.65, masih sibuk membersihkan totem. Bahkan, ia terlihat meloncat beberapa kali agar bisa menjangkau bagian totem yang lebih tinggi dari posisinya berdiri.
“Untuk rutinitas harian saya hanya bersihkan bagian bawah. Kalau sampai atas itu satu atau dua kali dalam sebulan. Lihat kondisinya juga,” ujar Nur sambil menyeka keringat ketika berbincang dengan hidayatullah.com, Jum’at (13/10/2023).
Ada tampilan yang berbeda dari totem yang dibersihkan Nur dengan totem-totem SPBU konvensional pada umumnya. Di bagian atas totem SPBU 51.601.65, tertera tulisan Green Energy Station (GES) dengan background putih berpadu hijau muda.
GES merupakan One Stop Energy Solution, suatu konsep baru layanan terintegrasi yang dihadirkan bagi masyarakat sebagai konsumen di SPBU Pertamina. GES, saat ini mengusung empat konsep utama meliputi Green, Future, Digital, dan High Tier Fuel.
Keempat konsep tersebut dihadirkan sebagai salah satu komitmen PT. Pertamina Patra Niaga dalam mendukung Grand Strategi Nasional yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, khususnya pada program transisi energi serta operasional yang lebih ramah lingkungan.
Green; Panel Surya untuk Energi Listrik
Supervisor SPBU 51.601.65 Arif Romadhon menjelaskan konsep green maksudnya penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau Solar Photo Voltaic (PV) untuk memenuhi kebutuhan listrik. Artinya, penggunaan inovasi di GES Pertamina ini, menjadi salah satu sumber energi listrik yang mandiri serta ramah lingkungan.
“Untuk panel suryanya di atas atap ada 13. Masing-masing panel ukurannya 1 x 2 meter dengan kapasitasseluruh Solar PV 6,3 Kwp,” kata Arif, panggilan akrabnya, kepada hidayatullah.com, Jum’at (13/10/2023).
Dari semua panel yang terpasang di SPBU 51.601.65, menurut Arif, ketika musim kemarau dengan sinar matahari yang terik, energi listrik yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan listrik setiap bulannya 10-15% dari total penggunaan listrik untuk operasional.
“Intinya kalau sinar matahari terik hasil energi listriknya juga optimal. Berbeda lagi kalau musim hujan, jarang ada sinar matahari karena mendung. Energi listrik yang dihasilkan pun kurang maksimal. Jadi, tergantung dengan terik dan tidaknya sinar matahari,” jelas Arif.
Selain menghasilkan energi listrik, Arif melanjutkan, penggunaan Solar PV secara signifikan juga dapat memberikan beberapa dampak positif, di antaranya mampu mengurangi polusi, efek rumah kaca, serta efisiensi biaya operasional SPBU.
“PLTS di sini bukan sistem saving, disimpan dulu baru dipakai. Bukan. Kalau di sini, hasil dari energi listriknya langsung terpakai. Jadi tidak ada baterai penyimpanan,” kata Arif sambil membuka sebuah panel di sudut ruangan bagian belakang SPBU.
Future; SPKLU dan SPBKLU
Berikutnya, layanan baru GES yang merepresentasikan konsep future ini mengacu pada Stasiun Pengisian Kendaran Listrik Umum (SPKLU) atau Charging Station (CS) beserta Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) atau Battery Swapping Station (BSS).
Layanan baru ini disiapkan untuk memperkuat serta mempercepat ekosistem hilir Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) di Indonesia.
Akan tetapi, Arif mengatakan, bahwa di wilayah Jawa Timur belum ada SPBU GES yang menyediakan fasilitas SPKLU dan SPBKLU. Sebab, hingga kini memang belum pernah dilakukan survei lapangan untuk pendirian SPKLU maupun SPBKLU. “Kalau wacana sudah sejak lama, tetapi untuk survei hingga saat ini belum ada,” katanya.
Adapun GES yang sudah menyediakan SPKLU maupun SPBKLU, menurut Arif, baru ada di ibukota Jakarta dan Provinsi Bali.
Digital; Aplikasi MyPertamina
Pada konsep digital, PT Pertamina Patra Niaga terus melakukan digitalisasi dalam rangka memberikan kemudahan layanan serta meningkatkan kualitas pelayanan ritel lewat Standarisasi Sistem Point of Sales (POS) dan pembayaran cashless (non tunai) menggunakan LinkAja melalui aplikasi MyPertamina.
“Aplikasi MyPertamina termasuk platfrom digital yang disiapkan sebagai layanan transaksi terintegrasi di GES,” kata Arif.
Untuk bisa menggunakan aplikasi MYPertamina, konsumen harus mengunduhnya terlebih dahulu melalui Play Store, kemudian menginstalnya di handphone. Ada beberapa fitur yang ditawarkan dalam aplikasi ini yakni Delivery Service, Charging Station, Official Merchandise, Voucher, Kios Matic, dan sebagainya.
Juga ada banyak promo dan potongan harga apabila menggunakan MyPertamina. Termasuk ada sistem poin yang dapat ditukar dengan berbagai voucher menarik.
High Tier Fuel; Pertamax Series dan Dex Series
Sebagai salah satu program utama Subholding Commercial & Trading, Pertamina Patra Niaga juga menggalakkan edukasi berkelanjutan tentang bahan bakar yang berkualitas. Penggunaan Pertamax Series serta Dex Series, pun menjadi salah satu komitmen atas ketentuan minimal Research Octane Number (RON) jenis bensin, yaitu RON 91.
Untuk produk terbaru dari Pertamax Series yang cukup menarik perhatian adalah Pertamax Green. Yakni, bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan berupa campuran pertamax (95%) dengan bioethanol dari molases atau tetes tebu (5%). Pencampuran bensin dengan bahan bakar nabati ini sekaligus ikut membantu pemerintah mencapai target emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE) 2060.
“Saat awal launching Rp 13.500 per liter, kami bisa menjual hingga 400 liter setiap harinya. Sejak naik harga menjadi Rp 16.000 per liter, penjualannya menjadi turun 150-200 liter per hari,” ungkap Supervisor SPBU 51.601.65 lainnya, Agus Sutrisno, kepada Hidayatullah.com, Jum’at (13/10/2023).
Agus menjelaskan, keunggulan dari pertamax green. Pertama, bahan bakar ramah lingkungan, sebab dibuat menggunakan bahan bakar nabati dengan bauran energi terbarukan. Kedua, formulasi menggunakan blending gasoline ditambah bioetanol 5% dengan kandungan RON 95. Ketiga, penggunaan etanol 5% bisa meningkatkan akselerasi kendaraan.
“Kalau untuk sepeda motor, penggunaan pertamax green saya rasakan memang enak. Lebih responsif di mesin,” aku Agus, sapaan akrabnya.
Karena pertamax green masih berumur jagung, Agus pun meminta para operator pengisian untuk terus melakukan sosialisasi secara langsung ketika melayani para konsumen baik tentang produknya yang ramah lingkungan maupun kelebihannya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
“Persoalannya mungkin lebih ke penyebaran pertamax green yang masih kurang. Khusus lingkup Jawa Timur, paling banyak ada di Surabaya. Tersebar di sekitar 10 SPBU GES,” katanya.
Layanan PDS 135
Selain mengusung 4 konsep utama tersebut, SPBU GES juga menyediakan layanan Pertamina Delivery Service (PDS). Layanan ini khusus untuk order Pertamax Series dan Dex Series. Konsumen yang ingin menggunakan layanan PDS ini bisa langsung menghubungi Pertamina Call Center 135 atau melalui aplikasi MyPertamina.
Data orderan akan masuk dalam aplikasi PDS 135 yang telah terinstal di komputer supervisor SPBU GES yang berada dalam jangkauan wilayah titik pengantaran.
“Untuk PDS, respon masyarakat cukup bagus. Cuma terkait titik pengantaran yang jangkaunnya jauh membutuhkan waktu cukup lama. Kami nggak bisa milih karena yang menetukan titik pengantaran bukan SPBU, melainkan Pertamina Patra Niaga langsung,” jelas Agus.
Saat ini pengguna layanan PDS masih sangat kecil persentasenya, karena memang belum banyak yang mengentahui. Untuk harganya sama ketika membeli langsung di SPBU, namun ada tambahan ongkos antar sebesar Rp 20.000 untuk sekali jalan. Terkait jumlah pembelian, minimal order sebanyak 10 liter, berlaku kelipatannya.
“Konsumen layanan PDS ini mayoritas dipakai untuk genset, namun ada juga yang buat mobil pribadi,” kata Agus.
Hingga Oktober 2023, Pertamina Patra Niaga sudah membangun 391 GES di tanah air. Di wilayah Jawa Timur sendiri terdapat 13 GES. Salah satunya, SPBU 51.601.65 yang beralamat lengkap di Jalan Jemursari No. 113-123, Surabaya, Jawa Timur ini.*