Hidayatullah.com—Maskapai JetBlue Airways telah melakukan perubahan pada peta penerbangannya, menampilkan “Wilayah Palestina” dalam teks yang lebih besar daripada “‘Israel’”, menurut laporan N12 baru-baru ini.
Maskapai bertarif rendah yang berbasis di New York itu menampilkan wilayah Palestina pada peta kursi belakang dengan teks yang jauh lebih besar dibandingkan ‘Israel’, hingga menutupi seluruh negara tersebut.
Meskipun maskapai ini melarang pramugari memakai pin pribadi seperti pin bendera Palestina, peta ini tampaknya mencerminkan pengakuan Palestina yang lebih luas daripada yang diakui AS.
Dalam Peta tersebut tidak mencantumkan Dataran Tinggi Golan atau pembagian Tepi Barat, dan malah menunjukkan sebagian besar wilayah ‘Israel’ sebagai ‘Palestina’.
JetBlue mengklaim ini kesalahan penyedia peta tanpa menyatakan kekhawatiran atau rencana perbaikan.
Hodaya Knafo, seorang pelajar ‘Israel’ yang sedang belajar di AS, berbagi pengalamannya dengan N12, menggambarkan apa yang terjadi dalam penerbangan domestik dari Miami ke San Diego.
Saat mencoba menunjukkan kepada sesama penumpang lokasi ‘Israel’ pada peta yang ditampilkan di layar tempat duduknya, dia melihat sesuatu yang tidak biasa.
“Label-label tersebut ditampilkan dengan jelas sehingga tidak terlihat bersih,” kata Knafo, seraya menambahkan bahwa batas-batas peta juga tidak tepat.
Peta tersebut menunjukkan perbatasan utara ‘Israel’ tanpa menyertakan Dataran Tinggi Golan, yang tidak signifikan.
“Sering kali kata ‘Israel’ menciptakan dialog,” tambah Knafo. “Saya ingin menunjukkan lokasi ‘Israel’ pada peta di layar pesawat. Ketika saya melihat peta itu, saya sangat terkejut,” tambah dia.
Knafo menjelaskan bahwa tujuan awalnya adalah untuk menunjukkan kepada orang-orang yang duduk di sebelahnya betapa kecilnya ‘Israel’, terutama dibandingkan dengan perhatian global yang sering diterimanya.
Selain menghilangkan Dataran Tinggi Golan, Knafo mencontohkan, “Mereka tidak menunjukkan pembagian Tepi Barat, jadi bukan itu yang dimaksud dengan label ‘Wilayah Palestina’.”
Dia berspekulasi bahwa ini mungkin merupakan pembaruan terbaru, karena dia tidak ingat pernah melihat representasi seperti itu pada penerbangan sebelumnya.
Mengingat meningkatnya gelombang antisemitisme di seluruh dunia, yang berdampak pada mahasiswa Yahudi ‘Israel’, dan bahkan pendukung pro-’Israel’ di kampus-kampus Amerika, Knafo mengatakan kepada N12 bahwa perubahan dalam gambaran JetBlue ini membuatnya kesal.
“Sungguh, cukup mengganggu dan membuat frustrasi melihat hal ini setelah tahun yang kita lalui,” ia berbagi, menambahkan, “Saya kembali belajar selama sebulan, dan saya sudah tahu bahwa saya kembali ke medan perang, ” ujarnya.*