Hidayatullah.com– Ibarat rezeki yang melimpah. Di penghujung bulan April ini, Sabtu-Jumat (23-29/04/2016), mahasiswa Akademi Benaa Ulama Internasional, Istanbul, Turki, kembali ditakdirkan untuk bertemu dan ber-talaqqi langsung dengan ulama-ulama terkemuka di dunia.
Mereka adalah Dr Ahmad Ibn Said Hawwa asal Suriah, As-Syaikh Muhammad Hasan Walad Dedew asal Mauritania (Ketua Markaz Takwin Ulama Mauritania), dan Dr Yusuf Al-Qaradhawi (Ketua Persatuan Ulama Muslimin Dunia).
Pertemuan yang sangat bersejarah ini memberikan kebahagiaan yang begitu membekas dalam jiwa para santri. Kesempatan bertatap muka dan ber-mulazamah kepada para ulama besar adalah hal yang semakin sulit didapatkan.
Di antara faktor yang menghalangi semangat para pemuda untuk mencari ilmu secara langsung dari mulut-mulut ulama, menurut Ahmad Said Hawwa dalam penyampaiannya, adalah semakin canggihnya media dan alat komunikasi sosial.
Dimana hal itu menyebabkan seseorang merasa cukup dengan hanya belajar melalui kitab secara otodidak.
“Padahal, seorang penuntut ilmu, agar kokoh dalam ilmu di atas pondasi yang benar, maka hendaknya ia ber-mulazamah kepada ulama, talaqqi (mengambil) ilmu langsung dari mereka.
Sehingga pencarian ilmunya tegak di atas kaidah-kaidah yang benar. Mampu melafazhkan nash-nash Qur’ani dan Hadits dengan pelafazhan yang benar, tidak ada kesalahan maupun kekeliruan,” demikian nasehat putra dari penulis buku Almustakhlash Fi Tazkiyatul Anfus, Said Hawwa –Rahimahullah– itu.
Adapun kitab yang menjadi materi pembahasannya selama seminggu bersama pelajar akademi adalah Muhktashar Al-Qadhuri dalam Fiqih Mazhab Abi Hanifah.
Dijanjikan Yusuf Al-Qaradhawi
Daurah yang tidak kalah menarik bersama Dr Muhammad Dedew adalah kitab Miftah Al-Wushul fi Binaa Al-Furu’ Ala Al-Ushul karya Syarif At-Tilmisani.
Ini termasuk kitab yang sangat terkenal bagi penuntut Ilmu, terkhusus mereka yang mengambil jurusan Ilmu Ushul Fiqh dan Maqashid Syariah.
Daurah selama tiga hari ini berlangsung di Hotel Akgün ìstanbul, diadakan atas kerja sama dengan Jam’iyyah Bawwabah Afrika, Istanbul.
Di akhir acara, para peserta mendapatkan syahadah resmi sebagai bukti keikutsertaan yang ditandatangani langsung oleh pemateri.
Terakhir, kunjungan singkat Dr Yusuf Al-Qaradhawi. Sebetulnya kedatangannya ke Negeri Tua (Old City) dan benteng bersejarah Konstantinopel ini dalam rangka memenuhi undangan Komunitas Negara Arab dan Muslimin yang bertempat di Istanbul, dalam acara “Terima Kasih Turki”.
Namun Yusuf Al-Qaradhawi menyempatkan diri untuk mengunjungi Akademi Benaa Ulama Internasional dan menyalami para santri satu per satu.
Penulis buku Fikih Zakat dan Fikih Prioritas ini berjanji akan meluangkan waktu khusus dalam beberapa waktu ke depan. Guna kembali bertemu dan berbagi ilmu lebih banyak untuk pelajar dan dalam durasi yang lebih lama.* kiriman Muzhirul Haq (Turki)