Rasa percaya diri ({PD) AS dan sekutunya mungkin tidak akan sebaik kemarin. Seruan Jihad yang dengungkan para ulama Timur Tengah akhirnya telah melahirkan bom syahid. Ancaman bom yang paling ditakuti tentara Barat. Seperti diberitakan, sebuah bom mobil telah menewaskan tentara AS di kota Najaf –160 km dari Bahgdad–, Sabtu (29/3/2003) ini. Pengguna bom, menghentikan mobilnya di dekat pos pemeriksa tentara AS, lalu minta bantuan. Ketika tentara AS datang, meledaklah mobil tersebut. Semula diberitakan 5 orang tewas, namun laporan terkahirmenyatkan hanya 4 yang tewas. Bom syahid yang terjadi di Najaf ini adalah yang pertama kali menyerang pasukan tentara agresor AS, sejak koalisi AS dan Inggris memulai agresi ke Irak pada Kamis (22/3/2003) lalu. Pihak koalisi sebetulnya sudah memperingatkan pasukannya tentang kemungkinan adanya serangan lewat bom bunuh diri. Sebelumnya, sejumlah media di Arab juga mengakui bahwa Saddam telah membuka pelatihan untuk para pejuang Arab yang bersedia mati syahid untuk tentara agresor AS di Irak. Wakil Presiden Irak Taha Yassin Ramadhan dalam jumpa pers di Bahgdad, Sabtu (29/9/2003) mengatakan, kejadian bom itu baru permulaan. Bahkan, menurut Ramadhan, pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 4 tentara AS di Najaf itu justru bukan orang yang tercatat sebagai anggota resmi tentara. Pelakunya bernama Ali Jaafar al-Noamani, ayah dari beberapa anak. Ini baru permulaan, dan Anda akan mendengar lebih banyak di kemudian hari, kata Ramadhan memberi ancaman kepada pasukan koalisi yang telah memasuki tanah Irak. Pasukan Inggris, salah satu angggota pasukan agresor juga mengakui, kejadian itu akan menimbulkan masalah yang serius di kalangan anggota pasukan AS dan koalisisnya. “Amerika menghadapi masalah,” kata Paul Beaver, analis pertahanan Inggris. Dikatakan Paul, kesalahan utama AS adalah mengabaikan pasukan para yang tergabung dalam fida’in Saddam (perisai Saddam). Beberapa analis militer AS juga mengakui bila kemampuan tempur pasukan Irak dengan taktik gerilya semakin menguat dalam 10 hari terakhir ini. “Cara tempur para musuh ini sedikit berbeda dari perang sebelumnya, karena kekuatan pasukan para ini,” kata Letjen William Wallace kepada harian AS The Washington Post. Fatwa Jihad Sebelumnya, Mufti Iraq (Ketua Majelis Ulama Iraq) Syekh Abdul Karim Almudaris telah mengeluarkan fatwa jihad bagi seluruh warga Iraq untuk melawan penjajah Amerika dan Inggris. “Rakyat Iraq wajib mengerahkan segala daya upaya untuk memerangi Amerika Serikat dan sekutunya,” ujar Abdul Karim yang juga imam besar Masjid Syekh Abdul Qodir Jaelani ini. Dengan adanya serangan bom syahid ini, sampai hari kesepuluh Perang Teluk II, korban dari pihak AS mencapai 34 orang. Sebelumnya, Pentagon mengakui 104 tentara AS terluka, 16 hilang, dan tujuh orang menjadi tawanan perang. Bom syahid adalah bentuk perlawanan yang paling ditakuti tentara AS dan Barat. Israel adalah negara penjajah pertama yang sangat merasakan ketakutannya menghadapi relawan bom syahid hingga kini. (AFP, JP, Dc/cha)