Hidayatullah.com—Masyarakat AS tidak nyaman dengan para wanita yang memiliki kekuasaan dan itulah kenapa Amerika Serikat belum pernah memilih seorang wanita sebagai presiden, kata Presiden Barack Obama hari Ahad (18/6/2016), lapor Reuters.
Obama yang sangat ingin rekannya sesama Partai Demokrat, Hillary Clinton, menggantikannya duduk di kursi kepresidenan, dalam sebuuah acara penggalangan dana di New York mengatakan bahwa hasil pemungutan suara antara Hillary Clinton dan Donald Trump seharusnya tidak akan beda tipis.
Namun, polarisasi politik di negara itu akan membuat persaingan keduanya sangat ketat, kata Obama.
Presiden pertama AS keturunan Afrika itu kemudian mengatakan kepada para pendonor biaya kampanye Clinton mengapa menurutnya seorang perempuan tidak akan pernah memegang jabatan kepala negara itu.
“Ada alasan mengapa kita belum pernah memiliki seorang presiden wanita,” kata Obama. “Kita sebagai masyarakat masih bergumul melihat para wanita memegang kekuasaan. Dan hal itu masih menyulitkan kita dalam banyak hal, sayangnya. Dan itu tercermin dalam berbagai hal.”
Obama dalam beberapa kesempatan pernah berbicara soal peran perempuan-perempuan kuat dalam hidupnya, termasuk ibu, nenek, istri serta putri-putrinya.
Hasil jajak pendapat menunjukkan perolehan suara antara Clinton, mantan menteri luar negeri, dan Trump, yang dikenal sebagai taipan properti, cukup ketat.
Hal itu, menurut Obama, bukan disebabkan cacat atau kekurangan yang terdapat pada Clinton, melainkan karena masyarakat AS terpolarisasi secara struktural.
Lebih lanjut dengan terang-terangan Obama terdengar merendahkan Trump.
Dalam pertemuan dengan para donatur kampanye Clinton di New York itu, Obama mengatakan bahwa Trump tidak mungkin menjadi pesaingnya dalam pilpres yang pernah dilakoninya tahun 2008 dan 2012.
“Ketika saya bersaing dengan John McCain, kami memiliki perbedaan yang sangat dalam, tetapi saya tidak bisa mengatakan bahwa dia tidak layak menjadi presiden Amerika Serikat,” kata Obama tentang pesaingnya di tahun 2008.
“Saya tidak bisa mengatakan bahwa memilih Mitt Romney akan mengundang bencana. [Akan tetapi] orang ini (Trump) tidak layak menjadi presiden,” lanjut Obama membandingkan pesaingnya tahun 2010 dengan capres dari Partai Republik saat ini, Donald Trump.*