Hidayatullah.com–Tiga tenaga kerja Indonesia yang sebelumnya bekerja di Iraq, saat ini mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Polri, Jakarta akibat patah tangan dan depresi selama bekerja di sana.
Mereka mengaku dieksploitasi oleh agen dan majikan di negara yang dilanda perang itu. Umumnya TKI di Iraq bekerja sebagai pembantu rumah tangga.
Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia, Miftah Farid yang menjemput dan mendampingi ketiga TKI setibanya di Jakarta itu, mengatakan satu tenaga kerja patah tangan sedangkan seorang lainnya mengalami depresi, sakit perut kronis dan kaki serta tangannya tidak bisa digerakkan karena dia dipaksa bekerja tanpa duduk selama puluhan jam.
Farid menambahkan agen tenaga kerja di Iraq yang menyalurkan mereka baru mau memulangkan mereka setelah sakit dan itupun mereka dimintai uang tebusan.
Miftah Farid menduga mereka adalah korban perdagangan manusia.
“Dari indikasi awal, salah seorang korban sewaktu di rumah diberitahu akan dipekerjakan di Abu Dhabi. Ketika berangkat bersama 12 orang lainnya ternyata diberangkatkan ke Iraq. Dua orang lainnya juga semula akan diberangkatkan ke negara lain. Dan hak-haknya tidak dia dapatkan dan dia tereksploitasi secara ekonomi dan fisik,” kata Miftah Farid kepada BBC.
Secara resmi pemerintah Indonesia menyatakan tidak menjadikan Iraq sebagai tujuan pengiriman TKI karena negara itu masih bergejolak, namun berbagai laporan menyebutkan ratusan TKI diperkIraqan bekerja di Iraq saat ini.
Sementara itu, sembilan Tenaga Kerja Wanita (TKW) di Hongkong digebuki aparat keamanan di Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Hongkong, Minggu (7/9). Empat wanita mengalami luka memar dan berdarah, sedangkan dua TKI lainnya dilarikan ke rumah sakit.
Ironisnya, peristiwa kekerasan itu terjadi di depan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Erman Suparno ketika hadir dalam pertemuan dengan para TKI di gedung Queen Elizabeth, Hongkong. Oh, malangnya nasib bangsaku! [bbc/cha/hidayatullah.com]
Foto TKW Indonesia di Timur Tengah [gatra]