Hidayatullah.com–Akibat pernyataan Wali Kota Kediri dr Samsul Ashar di depan ratusan warga dan suporter, saat launching tim sepak bola Persik Kediri di halaman Balai Kota, Selasa(13/10) sore lalu, yakni menawari makan sandal kulit yang dikenakannya, ketika ratusan pendukung Persik Kediri minta makan, langsung direspons negatif warganya berupa demo yang digelar sekitar 50 orang menamakan diri Ikatan Pemuda Kediri (IPK), Jumat(16/10) di Gedung DPRD Kota Kediri sekitar pukul 09.00 WIB.
Pendemo datang dengan menumpang sepeda motor, mobil pikup, dan becak. Mereka membawa spanduk dan poster berisi kecaman pada Wali Kota Kediri yang baru sekitar 6 bulan menjabat ini, serta berorasi di halaman gedung dewan.
Mereka minta dewan memanggil Wali Kota untuk bertanggung jawab atas pernyataan yang disampaikan di hadapan ratusan warga dan Persikmania dalam launching kesebelasan Persik di halaman Balai Kota, Selasa(13/10) sore lalu.
“Pernyataan Wali Kota Kediri sangat meresahkan dan menghina masyarakat Kota Kediri, karena itu kami menuntut pada DPRD Kota Kediri agar merekomendasi penghentian sementara atau penonaktifan Wali Kota Kediri,” ujar Koordinator Aksi, Tomy Ariwibowo dalam orasinya.
Dalam acara launching kesebelasan Persik yang dihadiri ratusan warga dan Persikmania tersebut, mereka minta Wali Kota Samsul memberi makan. Selama ini para suporter Persik terbiasa mendapatkan hal serupa oleh mantan Wali Kota Kediri HA Maschut. Namun di luar dugaan, Samsul menolak permintaan tersebut dengan membuat pernyataan, ”Mau makan, ini ada sandal kulit.”
Pernyataan itulah, yang menurut Tomi, tidak layak disampaikan oleh seorang Wali Kota, yang juga Ketua Umum Persik Kediri ini, apalagi Samsul juga dinilai gagal mengantarkan klub berjuluk Macan Putih ini mengukir prestasi.
Menanggapi tuntutan ini, anggota DPRD Kota Kediri dari Fraksi Demokrat, Yudi Ayubchan yang menemui massa mengatakan, untuk menonaktifkan wali kota tidak mudah, ada prosedur yang diatur sesuai undang-undang. “Tapi kami berjanji akan mengevaluasi seluruh kinerjanya. Jika memang dinilai buruk, dewan akan menggunakan hak angket dan interpelasi,” janjinya.
Sementara itu Wali Kota Samsul ketika dikonfirmasi melalui Kabag Humas dan Protokol, Nurmuhyar mengatakan, pernyataan itu sekadar guyonan atau bercanda saja, tidak ada maksud atau tendensi apa pun. “Jadi tidak perlu dibesar-besarkan, tidak ada maksud menghina, apalagi merendahkan warganya sendiri,” kata Nurmuhyar.
Ditambahkan Nurmuhyar, secara pribadi dan sebagai Wali Kota Samsul juga menyampaikan permintaan maaf jika pernyataannya yang hanya sekadar bercanda tersebut, menyinggung perasaan beberapa pihak. [sur/hidayatullah.com]