Hidayatullah.com—Menyusul keputusan pemerintah dalam Sidang Isbat yang menetapkan awal puasa Ramadhan 1432 H jatuh pada hari Senin, 1 Agustus 2011, sebagian besar umat Islam Indonesia langsung melaksanakan shalat qiyamul lail (tarawih).
Ribuan umat muslim di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam melaksanakan shalat tarawih malam pertama di bulan Ramadan pada Ahad (31/07/2011) malam.
Warga memenuhi sejumlah masjid setempat, bahkan di Masjid Raya Baiturrahman, Kota Banda Aceh, jamaah meluber hingga ke halaman.
Antusiasme warga muslim untuk menjalankan ibadah puasa ditandai dengan shalat tarawih pertama di bulan Ramadan. Di Masjid Baiturrahman, membludaknya jamaah menyebabkan barisan shaf melebar hingga ke halaman masjid.
Shalat dipimpin imam besar Masjid Baiturrahman dr. Azman Ismail. Dalam tausiyah shalat tarawihnya, Teuku Azman Ismail berpesan agar umat muslim melaksanakan puasa dengan sepenuh hati dan maraih pahala semaksimal mungkin.
Di Jawa Tengah, kaum muslim malam juga mulai melaksanakan tarawih perdana. Ribuan jamaah yang memadati masjid, termasuk Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT).
Beberapa dari mereka datang dengan berjalan kaki, dan menggunakan kendaraan roda dan roda empat. Para jamaah pun segera mengisi dan merapikan barisan shalatnya ketika mendengar pengumuman waktu shalat tarawih.
Bertindak sebagai Imam di MAJT KH Zaenuri Ahmad Al Hafidz dengan 20 rakaat dan 3 rakaat shalat Witir tersebut tanpa diisi kultum (kuliah tujuh menit). Sekitar 7.000-an jamaah yang tidak tertampung di dalam, terpaksa menggelar sajadahnya hingga ke bagian serambi.
Usai ditutup shalat Witir, beberapa jamaah nampak meninggalkan komplek masjid, namun beberapa diantaranya nampak meneruskan untuk bertadarus (membaca al-Quran-red).
Sementara itu, di Jakarta, lebih dari 10 ribu umat Islam melakukan shalat tarawih di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (31/07/2011).
Tarawih perdana pada 2011 tersebut, Menteri Agama Suryadharma Ali bertindak sebagai penceramah, dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Hasanudin Sinaga selaku imam shalat. Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar pun tampak berada di jajaran jamaah shalat.
Shalat Tarawih di Istiqlal dilakukan dalam dua gelombang. Yakni gelombang 11 rakaat (8 rakaat tarawih dan 3 witir) dan 23 rakaat (20 tarawih dan 3 witir).*