Hidayatullah.com– Ketua Tim Pencari Fakta (TPF) Komite Umat untuk Tolikara (Komat), Fadhlan R. Garamathan mengatakan bahwa bisa ditemukan sebuah fenomena negara di dalam negara di Kabupaten Tolikara, Papua.
“Sebab, pemerintah Indonesia di bawah bupati Tolikara tidak berjalan dengan baik, sementara yang berperan utama adalah ‘pemerintah gereja’,” tegas Fadhlan dalam acara silturahim Tokoh dan Ulama di Ruang Putri Ratna, Grand Sahid Hotel, Jakarta, Kamis (13/08/2015) malam.
Sehingga, kata Fadhlan, dampak yang terjadi adalah intoleransi, di mana agama lain tidak boleh ada di Tolikara. Dan jika ingin ikut bergabung maka mereka harus menjadi pengikut Gereja Injili Di Indonesia (GIDI) wilayah Tolikara.
“Itulah yang seharusnya kita luruskan,” tegas Fadhlan.
Menurut Fadhlan, Bupati Tolikara Usman G. Wanimbo ikut terlibat dalam tragedi Tolikara, sebab bupati merupakan Ketua Panitia Pelaksana Acara Kebaktian Kebangkitan Ruhani (KKR) dan Seminar Internasional Pemuda GIDI yang awalnya dijadwalkan pada 22-25 Juli 2015 tetapi dipaksakan 15-19 Agustus 2015.
“Di mana, saat itu umat Islam sedang berpuasa dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat Idul Fitri,” pungkas Fadhlan.*