Hidayatullah.com– Ketua Ikatan Dai Indonesia (IKADI) Jawa Timur, Muhammad Saleh Drehem menilai pentingnya peningkatan amar makruf nahi munkar di tengah kehidupan.
“‘Ta’muruna bil makruf wa tanhauna anil munkar’, di sana menggunakan lam taukid dan nun taukid, artinya benar-benar harus banyak terlibat,” ujarnya dalam acara ‘Konsolidasi Dakwah Advokasi untuk Penistaan Agama’ di Tebet, Jakarta belum lama ini.
“Kalau tidak (beramar makruf nahi munkar), akan muncul di tengah-tengah kalian penguasa yang dzalim,” tambah Pengasuh Program Tazkiyatunnafs Radio Suara Muslim Surabaya ini.
Ia juga menekankan, praktek amar makruf baiknya berjalan beriringan dan saling bersinergi. Pun, lanjutnya, harus memiliki orientasi atau target yang jelas.
“Apa tujuannya dan bagaimana tahapan-tahapannya, lalu bagaimana menyampaikannya terkait fiqh dakwah dan sebagainya, ini harus ada kesamaan di antara kita,” jelasnya, Jum’at (15/04/2016).
Dampak lain ketika amar makruf nahi munkar tidak jalan, terang Saleh Drehem, adalah orangtua tidak dihormati oleh anak muda.
“Kita lihat realita yang ada atau tanyakan pada diri kita sendiri, apakah kita dihormati atau tidak. Kadang-kadang orangtua tidak dihargai oleh anaknya, dosen tidak dihargai oleh mahasiswanya, dan lain sebagainya,” paparnya.
Ketika amar makruf nahi munkar tidak jalan pun, lanjutnya, yang terjadi adalah tidak adanya belas kasihan dari para kalangan tua kepada kalangan muda.*