Hidayatullah.com– Bulan Bahasa dan peringatan hari Sumpah Pemuda dapat jadikan sebagai titik tolak bagi generasi penerus memupuk jati diri ke-Indonesiaan.
Di tengah arus kehidupan global saat ini kekayaan budaya bangsa, keragaman bahasa, dan nilai-nilai kearifan yang terungkap dalam sastra harus dapat menjadi modal untuk memperkuat jati diri dan karakter bangsa Indonesia.
Hal itu dikatakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy dalam sambutannya pada acara Puncak Bulan Bahasa dan Sastra dan Pencanangan Gerakan Literasi Nasional Peringatan Hari Sumpah Pemuda di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman Jakarta, Sabtu (28/10/2017).
Mendikbud Muhadjir menegaskan, derasnya arus kehidupan global dan pengaruhnya yang sedemikian dahsyat saat ini, juga menuntut segenap komponen bangsa untuk membekali diri dengan kecerdasan berliterasi dalam berbagai aspek.
“Aspek yang dimaksud tidak sekadar kemampuan baca-tulis, tetapi juga harus cerdas dalam berliterasi dalam bidang teknologi informasi, hukum, politik, ekonomi, dan budaya, termasuk dalam berkomunikasi melalui media sosial. Dengan kecerdasan seperti itu kita diharapkan tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga mampu berperan dan bersaing dalam kehidupan global,” tandasnya lansir KBRN.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, Dadang Sunendar, dalam laporannya mengatakan, kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra merupakan kegiatan kebahasaan dan kesastraan Indonesia yang dilaksanakan secara rutin setiap Oktober sebagai bulan lahirnya Sumpah Pemuda.
“Kegiatan Bulan Bahasa dan Sastra yang diselenggarakan setiap tahun merupakan salah satu upaya Badan Bahasa untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia. Kegiatan tersebut juga dimaksudkan untuk memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat luas dalam menangani masalah kebahasaan dan kesastraan,” ujarnya.
Dadang menyebutkan, kegiatan yang diadakan selama Bulan Bahasa dan Sastra 2017 ini, antara lain, adalah Penilaian Pengggunaan Bahasa di Media Massa Cetak, Pemilihan Duta Bahasa (Tingkat Nasional), Debat Bahasa Antarmahasiswa, Lomba Wajah Sekolah, Kuis Pelita Bahasa, Krida Karya Duta Bahasa DKI Jakarta, bedah buku, bazar buku, simulasi dan layanan kebahasaan, pameran laboratorium kebahasaan, dan Layanan UKBI (Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia).
Dalam kegiatan Puncak Acara Bulan Bahasa dan Sastra 2017 serta Pencanangan GLN yang digelar bertepatan dengan peringatan Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2017, Mendikbud Muhadjir meluncurkan sejumlah produk Badan Bahasa.
Pada tahun 2017 ini, lanjut Dadang, Badan Bahasa ditunjuk sebagai koordinator Gerakan Literasi Nasional (GLN). GLN merupakan salah satu bagian dari implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
“Oleh karena itu, semua unit utama di lingkungan Kemendikbud harus mendukung gerakan tersebut. Sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan ini, Tim GLN Kemendikbud, yang terdiri atas semua unit utama, menerbitkan sepuluh buku yang terkait dengan GLN, yang meliputi Buku Peta Jalan, Panduan, Modul dan Pedoman Pelatihan Fasilitator, Pedoman Penilaian dan Penskoran, serta materi pendukung GLN,” ungkapnya.
Kata Dadang, gerakan literasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi merupakan tanggung jawab semua pemangku kepentingan, termasuk dunia usaha, perguruan tinggi, organisasi sosial, pegiat literasi, orang tua, dan masyarakat.
“Oleh karena itu, buku-buku tersebut sangat bermanfaat bagi pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan dalam membangun budaya literasi,” tandasnya.*