Hidayatullah.com– Kemarau panjang melanda wilayah Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyebabkan warga kesulitan air bersih. Dampaknya, peternak di wilayah itu mulai menjual ternaknya demi membeli air bersih.
Hal itu antara lain dilakukan oleh warga di Dusun Jerukgulung, Desa Melikan, Kecamatan Rongkop. Suginem (49), misalnya, yang mengaku menjual ternak berupa kambing untuk membeli air bersih.
“Juni kemarin baru jual satu ekor kambing. Saya belikan air bersih satu tangki isinya 6 ribu liter,” ujarnya.
Suginem menyebut, satu tangki air bersih harganya sebesar Rp 120 ribu, bisa mencukupi kebutuhan selama 3 pekan, untuk hidup bersama tiga orang anggota keluarganya yang lain, yakni suami dan dua anak.
Ia mengaku, selain membeli air bersih, uang hasil penjualan ternak tersebut juga untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
“Seperti makan, hingga biaya keperluan anak-anak,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunung Kidul, Bambang Wisnu Broto, bagi warga daerahnya, hewan ternak merupakan tabungan, sehingga saat membutuhkan uang, bisa dijual.
“Hewan ternak itu tabungan bagi masyarakat. Mereka persiapan untuk tabungan biaya sekolah hingga membeli air saat kekeringan,” sebutnya kutip Antaranews.com, Senin (12/08/2019).
Bambang mengakui, fenomena menjual hewan ternak saat kemarau merupakan hal yang biasa terjadi. Setelah dijual dan mencukupi kebutuhan, biasanya peternak kembali membeli hewan yang berukuran kecil.
“Diganti yang kecil, kemudian dibesarkan lagi. Itu luar biasa,” sebutnya.
Sedangkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul Edy Basuki mengatakan, setidaknya sudah ada 14 kecamatan dari 18 kecamatan di Gunung Kidul telah melaporkan warganya mengalami kekurangan air bersih pada musim kemarau tahun ini.
Menurutnya, saat ini bantuan suplai air bersih terus dilakukan, baik oleh pemkab, swasta, maupun masing-masing pemkec yang mempunyai anggaran dan tangki.
Kecamatan yang terkena dampak krisis air dan sudah disuplai air bersih di Girisubo, Rongkop, Tepus, Paliyan, Panggang, Purwosari. Kemudian Ngawen, dan Nglipar. “Kecamatan tersebut sudah langganan kekeringan setiap musim kemarau,” sebutnya.*