Hidayatullah.com– Mantan kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dimotori Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Mahfudz Siddiq bakal meramaikan kontestasi perpolitikan ke depan dengan kendaraan politik berbeda, yaitu Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia.
Fahri dkk mengenalkan partainya sekaligus susunan kepemimpinan yang akan mengawaki partai barunya. Mereka menggelar acara syukuran dan silaturahi di Kemang, Jakarta, bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan, Ahad (10/11/2019).
Fahri mengatakan, yang akan menjadi Ketua Umum Partai Gelora adalah Anis Matta. “Saya wakil ketua umum,” ujarnya di Jakarta, Ahad sore (10/11/2019).
Menurut Fahri, ada 20 orang lebih kader Partai Gelora yang akan turut serta pada Pilkada serentak tahun 2020.
Diketahui, Anis Matta, Fahri Hamzah, dan Mahfudz Siddiq merupakan elite PKS saat Anis Matta menjabat presiden partai dakwah itu periode 2013-2015. Akan tetapi, Anis dkk tersingkir setelah lengser. Kepemimpinan PKS pun diambil alih Sohibul Iman sebagai presiden partai sampai kini.
Akibat pecah kongsi itu, lahirlah dua faksi di PKS. Hingga kemudian kelompok Anis mempersiapkan sekoci partai lewat organisasi massa Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi). Nama Garbi diambil dari ide dan konsep Anis yang mengenalkan tiga gelombang kemasyarakatan sejak kemerdekaan RI. Ide pendirian Partai Gelora itu lahir dari Garbi. Mahfudz Siddiq akan menjadi sekretaris jenderal Partai Gelora dan Ahmad Liyaldi sebagai bendahara umum.
Baca: Fahri Hamzah Segera Deklarasikan Partai Gelombang Rakyat
Menurut Fahri, mantan politisi Partai Demokrat Deddy Mizwar akan ikut bergabung dengan Partai Gelora dan akan disusul oleh sejumlah tokoh lain. Namun Fahri enggan sesumbar soal siapa saja tokoh yang akan bergabung di partai baru sebab saat baru tahap pendaftaran.
Mantan Wakil Ketua DPR RI ini mengaku partainya tidak gembar-gembora, tapi ingin terlihat low profile.
Fahri menargetkan, Partai Gelora akan dideklarasikan secara resmi pada awal Januari 2020 setelah merampungkan seluruh dokumen pendaftaran kepengurusan partai di Kementerian Hukum dan HAM.
Menurutnya, sumber pendanaan Partai Gelora sama sekali tidak melibatkan cukong politik. Sumber pembiayaan Gelora katanya berasal dari urunan anggota partai.
“Terus terang kami mau bantah asumsi lama soal politik, politik itu harus ada cukong, ini tidak ada,” sebutnya.
Disebutkan bahwa Partai Gelora berdiri pada tanggal 28 Oktober 2019. Ia kemudian melengkapi dan menyerahkan dokumen kepada notaris pada tanggal 4 November. Lalu, pada tanggal 9 November, sebagai syarat yang dinyatakan oleh Undang-Undang, pihaknya menandatangani seluruh usulan terkait partai itu di depan notaris.
Menurutnya, saat ini merupakan masanya penguatan struktur partai hingga ke daerah.
Pada kesempatan berbeda sebelumnya di Jakarta Selatan, Sabtu (09/11/2019), Fahri selaku inisiator Partai Gelora mengakui banyak kader PKS pindah ke Partai Gelora. Menurutnya, para kader PKS pindah ke Partai Gelora karena merasa tidak ada perubahan di partai sebelumnya.* SKR/dari berbagai sumber