Hidayatullah.com– Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Didin Hafidhuddin mengajak setiap pihak bersama-sama dalam menangani wabah Covid-19.
Wantim MUI menjelaskan bahwa menyelamatkan nyawa adalah yang ditutamakan.
“Menyelamatkan jiwa itu yang utama. Karena dalam Islam, menghidupkan satu jiwa sama menghidupkan manusia seluruhnya, membunuh satu itu sama dengan membunuh seluruhnya,” kata Didin pada konferensi pers melalui telekonferensi di Jakarta, Kamis (04/02/2020).
Maka dari itu, Didin mengatakan, setiap pihak harus berkonsolidasi dalam memerangi Covid-19 agar upaya itu dapat berjalan dengan baik.
Perlu juga untuk menjaga jarak fisik satu sama lain guna memutus penularan Covid-19.
Bagi umat Islam, telah ada Fatwa MUI Nomor 14 Tahun 2020 tentang Penyelenggaraan Ibadah dalam Situasi Terjadi Wabah COVID-19. Dari itu MUI mengimbau untuk memerhatikan fatwa tersebut.
“Khusus bagi umat Islam, agar tidak berjamaah di masjid sementara waktu sampai wabah corona hilang. Agar melaksanakan Fatwa Nomor 14 Tahun 2020. Shalat yang biasanya berjamaah di masjid ditidakan dulu,” jelasnya.
Dia menegaskan kalau hal semacam ini bukan meninggalkan masjid, tetapi menggantinya di rumah, untuk sementara waktu.
“Ini bukan meninggalkan masjid, kita menggantinya di rumah, karena perkataan meninggalkan masjid ini menyakitkan. Kita tidak ke sana untuk sementara waktu,” ujarnya.
Didin mengatakan bahwa setiap jenazah yang meninggal karena Covid-19 agar tidak ditolak di pemakaman.
“Soal penolakan penguburan ini, jenazah harus dihormati dengan baik. Jangan sampai ada penolakan seperti ini,” ujarnya.
Didin mendorong pemerintah agar menggencarkan program-program mitigasi Covid-19 sehingga tidak semakin banyak korban berjatuhan,
“Seperti pendanaan strategis untuk kalangan rentan. Pemerintah juga harus berani agar memblokade masuknya tenaga kerja asing untuk saat ini, karena dapat menjadi pembawa virus Covid-19.”
Tidak lupa, Didin mengingatkan, meski saat ini sudah dilakukan banyak pengaturan jarak fisik, tetapi harus juga tetap ada kepedulian bagi kaum rentan.
“Golongan lemah ini banyak tidak tertular Covid-19 tetapi terdampak secara ekonomi sehingga perlu uluran tangan dari kalangan mampu,” pungkasnya.* Azim Arrasyid