Hidayatullah.com- Di tengah masa pandemi Covid-19 ini beberapa sekolah menunda pelaksanaan wisuda, tetapi tidak dengan Jakarta Islamic School (JISc).
JISc tetap menggelar wisuda, namun tetap memperhatikan protokol kesehatan Covid-19. Uniknya, JISc memakai konsep mirip layanan kemudi (drive thru).
Founder JISc Fifi Proklawati Jubilea mengatakan konsep drive thru ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan Diknas setempat.
“Alhamdulillah kita tetap memberikan hak anak-anak untuk diwisuda,” katanya di sela-sela acara wisuda di Lapangan Basket JISc, kawasan Jatiwaringin, Jakarta Timur, Sabtu (27/06/2020).
Selain itu, wanita yang biasa disapa Mam Fifi ini mengatakan, protokol kesehatan yang diterapkan yakni tidak ada pengumpulan massa, penyediaan sarana kebersihan yang memadai, serta memakai pelindung wajah (face shield).
Proses acara wisuda terbilang singkat, para wisudawan datang satu persatu sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Setelah turun dari mobil, dicek suhu tubuh, dan masuk ke bilik disinfektan, baru ke panggung utama.
“Setelah ke panggung utama, penyerahan ijazah, dan berfoto bersama keluarga di spot yang sudah disiapkan. Prosesi wisuda selesai, wisudawan kembali ke mobil dan langsung meninggalkan sekolah,” sambung Mam Fifi.
Mengusung tema “We Face Our Bright Future”, JISc Graduation digelar dengan khusyuk dan berbeda dari tahun tahun sebelumnya. Karena tahun ini tidak ada acara di panggung utama.
“Tapi, esensi dari wisuda tetap dirasakan oleh para wisudawan,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah Secondary JISc Aup Almaududi mengatakan, sebanyak 605 murid menjalani prosesi wisuda tersebut, mulai dari Primary (SD) hingga Secondary (SMP-SMA).
Para lulusan SMA melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi di dalam negeri maupun luar negeri.
“Kami menganggap setiap anak adalah istimewa. Makanya kami berikan predikat The Best untuk setiap wisudawan, ada yang The Best in Academic, The Best in English, The Best in Tahfiz, dan lain-lain.
Alhamdulillah mereka juga diterima di perguruan tinggi unggulan di dalam negeri, juga ada yang melanjutkan ke Turki, Jepang, dan Madinah,” jelas Aup Almaududi.*