Hidayatullah.com– Sejak WhatsApp mengumumkan kebijakan privasi baru banyak penggunanya yang protes dan memilih mencari aplikasi pesan instan lain, seperti Signal dan Telegram. Alternatifnya tidak hanya dua platform itu saja, ada juga pilihan aplikasi chat BiP yang kini ramai dibahas di grup WhatsApp. Sejumlah aktivis Islam pun ramai-ramai beralih dari WA ke BiP.
Ustad Fahmi Salim misalnya ia mengaku saat ini telah mencoba aplikasi BiP. Menurutnya ada beberapa keunggulan aplikasi asal Turki tersebut.
“Setelah mencoba BiP memang ada beberapa fitur unggulan yang tak dipunyai WhatsApp. Di antaranya, aplikasi ini grup bip-nya bisa memuat 1.000 anggota, kalau WhatsApp maksimal hanya 265 anggota,” kata Fahmi Salim saat dihubungi hidayatullah.com, Rabu (20/01/2021).
“Pun dengan video call bisa digunakan 10 orang langsung, dan WhatsApp maksimal hanya empat orang. Kelebihan fitur video call, suaranya jernih dan gambar kualitas HD, bisa buat kirim HD foto dan video panjang, dan ini memberi manfaat ke banyak orang,” sambungnya.
Lantas Fahmi mengungkapkan alasan kenapa dirinya pindah beralih dari WhatsApp ke BiP. “Faktor utama adalah kebijakan WhatsApp soal kebijakan privasi itu yang akan dibagikan kepada Facebook,” ujarnya.
Selain itu, Fahmi yang juga anggota Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) ini mengingatkan kepada umat perlunya melek literasi media sosial, “Umat Islam harus melek literasi media sosial,” ungkapnya.
Lebih jauh, ia menyarankan sebagai saudara seiman, mestinya mendukung aplikasi BiP ini. “Secara positif mendukung produk Muslim dalam bidang teknologi informasi, jangan mengidap inferiority complex sebab otak orang Barat/Eropa/Amerika tidak lebih baik dan lebih hebat dari otak orang Islam di manapun berada, banyak keunggulan fitur di produk Muslim itu yang harus kita syukuri dengan cara mendukungnya dan menggunakannya,” bebernya.
Fahmi juga berharap aplikasi yang dikembangkan Turkcell itu terus meningkatkan performanya. “Semoga Turkcell terus meningkatkan performa aplikasi BiP ini seperti tampilan video dengan link YouTube dll, sebab masih banyak konten dakwah di YouTube yang perlu disebarkan masif ke tengah umat lewat BiP ini, juga link kanal berita bisa tampil thumbnail-nya di BiP ini,” imbuhnya.
Adapun terkait banyaknya pihak yang memilih tetap menggunakan WhatsApp, Fahmi menyatakan itu pilihan. “Hak orang milih kenapa tidak mau pindah dari WhatsApp, saya tidak berhak untuk mewajibkan atau memberi sanksi. Ini soal dunia saja,” jelasnya.
“Namun ada pepatah berlaku: jika ada produk saudara sendiri yang kualitasnya bagus kenapa masih jadi konsumen produk orang lain yang juga sama bagusnya,” tutupnya.
Sementara itu, peneliti senior INSISTS, Henri Shalahuddin juga menyatakan telah mengunduh aplikasi BiP ini. Ia bahkan mendukung aplikasi tersebut, sebab aplikasi itu milik seorang Muslim. “Saya sudah install BiP,” ujar Henri kepada hidayatullah.com, Rabu (20/01/2021).
“Sebenarnya sesama umat Islam itu ada ikatan emosionalnya, di luar penundaan kebijakan privasi dari WA, sebab innamal mu’minuna ikhwatun umat Islam itu bersaudara, terikat dalam persaudaraan keimanan, ekonomi, politik, dan komunikasi. Jadi jelas dong kita lebih milih penemuan dan kreasi saudara kita, dibanding lainnya,” jelasnya.
Beberapa hari lalu Tengku Zulkarnain juga menyatakan diri telah menginstall platfrom BiP. Bahkan ia mengatakan siap beralih dari Facebook bila ia menemukan penggantinya.
“Alhamdulillah saya sudah install BIP… Anda juga kan…? Kalau nanti ada model FB yg baru saya akan tinggalkan FB.Bagaimana dgn anda…?,”kata Tengku Zulkarnain di akun twitternya @ustadtengkuzul, Senin (18/01/2021).*