Hidayatullah.com– Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Hubungan Luar Negeri dan Kerjasama Internasional, Sudarnoto Abdul Hakim, mengungkapkan gundah gulananya atas tindakan pemerintah India terhadap umat Islam setempat.
“Rasa kemanusiaan saya sangat ternodai oleh tindakan brutal pemerintah India terhadap warga minoritas Muslim di India. Dan saya yakin, perasaan yang sama juga dirasakan oleh umat Islam di manapun. Bahkan, bisa jadi komunitas agama lain yang menyadari dan mengerti betul tentang hak asasi manusia akan terusik dengan apa yang dilakukan oleh pemerintah India,” ujar Sudarnoto dalam keterangan tertulisnya diterima hidayatullah.com pada Sabtu (12/02/2022).
Sudarnoto menyebutkan India yang saat ini dipimpin oleh kelompok ultra nasionalis Hindu ekstrem hanya akan mempertontonkan kekejaman dan tindakan kekerasan terhadap minoritas Muslim India yang disponsori negara. “Tidak sekadar diskriminasi, akan tetapi nampak dengan jelas pemerintah India membangun, mengembangkan, dan memperkuat spirit Islamophobia,” imbuhnya.
Sikap dan tindakan pemerintah India itu, tambah Sudarnoto, sudah dipastikan merusak demokrasi dan perdamaian yang sejak awal justru diajarkan oleh Gandhi. “Misi penting universal declaration of human rights yang antara lain memberikan tempat, menghormati dan melindungi hak-hak beragama warga telah dirusak secara sistematis melalui keputusan politik pemerintah India yang ekstrem,” imbuhnya.
Harusnya, lanjut Sudarnoto, pemerintah India belajar dari Indonesia, negeri dengan mayoritas Muslim. Indonesia dan umat Islam Indonesia sangat toleran, memberikan tempat bagi minoritas Hindu dan agama-agama lain. Bahkan banyak candi Hindu, Budha, kuil, klenteng, dan gereja diberi tempat dengan baik oleh umat Islam Indonesia. “India harus membuka mata dan hati bahwa orang Hindu tenang di Indonesia,” ungkapnya.
Sudarnoto pun menegaskan bahwa Islam tidak mengajarkan kekerasan, begitu pun agama lain termasuk Hindu.
“Karena itu, setop kekerasan, setop pengusiran dan penganiayaan terhadap umat Islam India. Setop Islamofobia. Semua tindakan (Islamofobia) ini akan menyulut pertentangan. Saya berharap, pemerintah RI melakukan langkah-langkah penting meyakinkan pemerintah India melalui Dubes India untuk menghentikan ekstremisme ini,” ujarnya.
“Kepada umat Islam di India saya menyampaikan bahwa kami umat Islam Indonesia khususnya bersama anda semua. Tetaplah bersabar, teguh pendirian, dan panjatkan doa mohon pertolongan Allah,” pungkasnya.
Sebelumnya, siswa di sekolah menengah yang dikelola pemerintah India diperintahkan untuk tidak mengenakan jilbab bulan lalu. Sejak itu kelompok sayap kanan Hindu telah mencoba untuk mencegah wanita Muslim berhijab memasuki lembaga pendidikan di negara bagian tersebut.
Pemerintah Karnataka, di mana 12 persen dari populasi adalah Muslim, mengatakan dalam perintah pada 5 Februari bahwa semua sekolah harus mengikuti aturan berpakaian yang ditetapkan oleh manajemen. BC Nagesh, menteri pendidikan Karnataka mengatakan, aturan berpakaian sekolah telah ditetapkan setelah meninjau keputusan pengadilan dari seluruh negeri untuk melarang jilbab di lembaga pendidikan.
Kampus-kampus telah menyaksikan meningkatnya konfrontasi antara mahasiswa Muslim yang mengutuk larangan tersebut dan mahasiswa Hindu yang mengatakan teman sekelas mereka telah mengganggu pendidikan mereka.
Media lokal melaporkan pekan lalu bahwa beberapa sekolah di kota pesisir Udupi telah menolak masuknya gadis-gadis Muslim yang mengenakan jilbab dengan alasan perintah kementerian pendidikan, hal ini yang memicu protes dari orang tua dan siswa. “Tiba-tiba, mereka mengatakan Anda tidak seharusnya memakai jilbab … mengapa mereka mulai sekarang?” kata Ayesha, seorang siswa remaja di Mahatma Gandhi Memorial College di Udupi.
Sebuah video yang diunggah di Twitter menunjukkan seorang mahasiswa Muslim berhijab sedang dicemooh oleh gerombolan sayap kanan Hindu di sebuah perguruan tinggi di negara bagian Karnataka. Peristiwa ini telah menyebabkan kemarahan di tengah meningkatnya protes atas larangan jilbab di negara bagian selatan, kutip Aljazeera.
Sebuah video menunjukkan Bibi Muskan Khan viral pada hari Selasa setelah dia terlihat meneriakkan “Allahu Akbar” di hadapan sekelompok siswa di dalam PES College di Mandya, Karnataka. Pengunjuk rasa yang memprotes siswa Muslim, para siswa Hindu meneriakkan “Jai Shree Ram” sebagai tanggapan atas slogan-slogan Islam yang diangkat di dalam kampus perguruan tinggi PES.
When Muslim girl arrives at PES College, She's been heckled by several 'students' wearing #saffronshawls #KarnatakaHijabRow pic.twitter.com/qa3UDbMPST
— Mohammed Zubair (@zoo_bear) February 8, 2022
Bibi Muskan Khan mengklaim bahwa “orang luar” telah mengganggunya. Sementara itu, teman-teman sekelas dan otoritasnya di PES College di Mandya mendukungnya.
Dalam video yang beredar, nampak Muskan Khan dikelilingi beberapa pria yang mengenakan syal kunyit ketika dia tiba di kampusnya di Mandya. Tapi tanpa rasa takut, ia mengepalkan tangan sambil menerikkan ‘Allahu Akbar’.
“Saya ke sana hanya untuk menyerahkan tugas; makanya saya masuk kuliah. Mereka tidak mengizinkan saya masuk hanya karena saya [mengenakan] burqa,” kata Khan kepada saluran berita NDTV India. “Setelah itu, mereka mulai meneriakkan slogan ‘Jai Shri Ram’ (Salam Dewa Tuhan Rama). Kemudian saya mulai berteriak ‘Allah Akbar’ (Tuhan Maha Besar),” katanya, seraya menambahkan bahwa dia akan terus memperjuangkan haknya untuk dapat berhijab.*
Baca juga: Anggota Kelompok Hindutva ‘Membunuh’ Pria Muslim Beberapa Jam Setelah Pidato Islamofobia