Hidayatullah.com— Rekaman yang diposting online menunjukkan ekstremis Yahudi menyerang dan menyemprotkan merica kepada seorang perempuan Palestina berusia 50-an. Aida Saidawi, seorang warga Kota Tua dibawa pergi untuk perawatan lebih lanjut setelah serangan itu, memicu menyebabkan bentrokan antara warga Palestina dan kelompok ultra-nasionalis ‘Israel’.
Saidawi mengatakan kepada Al Jazeera Arabic bahwa dirinya sempat meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina sebelum beberapa pria Israel menyerangnya. Dalam sebuah video lain menunjukkan pemukim haram menghalangi wartawan di Kota Tua dan terjadi bentrok dengan warga Palestina.
Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga melaporkan bahwa petugas medisnya diserang oleh polisi di sekitar Gerbang Damaskus ketika mereka berusaha menjangkau orang yang terluka. Sedikitnya 79 warga Palestina terluka di Yerusalem, termasuk 28 yang dirawat di rumah sakit, kata PRCS.
Luka yang diderita antara lain luka akibat peluru karet berlapis baja, pemukulan dan semprotan merica. 163 orang lainnya terluka di Tepi Barat, termasuk 20 orang yang terkena peluru tajam.
Ribuan kelompok ultra nasionalis dan pasukan polisi yang menyerang warga Palestina ini meneriakkan kata-kata rasis dan Islamofobia saat berpartisipasi dalam ‘Pawai Bendera’ yang kontroversial pada hari Ahad.
Dalam video lain menunjukkan seorang pria Yahudi terlihat menodongkan pistol ke kerumunan yang panik. Seorang petugas polisi kemudian turun tangan tanpa melakukan penangkapan. Video lain menunjukkan pemukim Yahudi memblokir wartawan di Kota Tua dan menyerang warga Palestina.
Di lingkungan Shiekh Jarrah, utara Kota Tua, rumah dan properti Palestina diserang oleh sekelompok pemukim Israel, yang kemudian menyebabkan konfrontasi dengan penduduk. Pada saat yang sama, warga Palestina berunjuk rasa di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki dalam solidaritas dengan Batitul Maqdis (Yerusalem) dan menentang serangan ‘Israel’ terhadap Masjid al-Aqsha.
Pihak aparat penjajah menggunakan tembakan langsung, peluru baja berlapis karet dan granat untuk membubarkan kerumunan di Nablus, Hebron, al-Bireh, Jericho, Tulkarm dan kota-kota Tepi Barat lainnya.
Pada hari Ahad, ribuan ekstremis Yahudi melakukan ‘Pawai Bendera’ dengan meneriakkan “Matilah orang Arab”. Mereka berparade melalui jalan utama di Kota Tua al-Quds, dalam sebuah aksi provokasi yang berisiko memicu gelombang konfrontasi baru di kota suci yang tegang itu.
‘Pawai Bendera’ adalah parade sayap kanan yang terkait dengan kekerasan terhadap warga Palestina dan “pertunjukan hasutan, dominasi Yahudi, dan rasisme,” menurut LSM Israel Ir Amim.
Di masal lalu, mengibarkan bendera ‘Israel’ sambil menari dan bernyanyi, para pengunjuk rasa menyerang toko-toko milik Palestina di Kota Tua dan meneriakkan slogan-slogan anti-Muslim dan anti-Palestina.
Di antara perampok tahun ini yang ikut pawai adalah Itamar Ben-Gvir, pemimpin partai oposisi ekstremis dan pengikut mendiang rabi rasis, Meir Kahane. Gen-Gvir ikut ambil bagian dalam pawai di bawah penjagaan ketat polisi.
Nabil Abu Rdeneh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan zionis “bermain api dengan tidak bertanggung jawab dan sembrono”. Tahun lalu, pawai seperti memicu perang 11 hari.*