Hidayatullah.com — Tri Astuti Handayani dan Thomas Setyobudi menikah 24 tahun yang lalu. Tri Astuti Muslim sedangkan Thomas. Mereka menikah secara Muslim di Banyuwangi. Dari pernikahan mereka lahir tiga anak, dua yang pertama kembar perempuan, satunya laki-laki kini duduk di bangku SMU.
Tri Astuti dan Thomas dulunya satu kantor. Cinta lantaran sering bertemu menjadi kenyataan. Kini mereka tinggal di sebuah perumahan kelas menengah atas di Surabaya Barat. Thomas adalah distributor besar barang pecah belah, istrinya membantu manejemen dan keuangan.
Sepanjang mengarungi bahtera keluarga, mereka mengaku baik-baik saja. Tiada konflik berarti. Padahal biasanya nikah beda agama kerap muncul masalah. Resepnya, kata mereka, menghindari pembicaraan masalah keyakinan. “Pernah sih kita bicara soal agama, tapi begitu agak panas, kita beralih pembicaraan lain,” kata Tri Astuti, saat ditemui di sebuah resto di Surabaya barat, akhir November.
Begitulah yang nampak dari luar. Beda lagi di dalam hati masing-masing. Ternyata terjadi “perang” doa dan itu terjadi selama 24 tahun. “Selama 24 tahun, ketika di gereja saya selalu berdoa istri dan anak ikut saya,” kata Thomas.
Demikian juga Tri Astuti. “Saya menyerahkan kepada Allah, terutama di sepertiga malam. Saya yakin Allah tahu keinginan saya,” katanya. Tri Astuti sempat mengakui, “Walau kelihatan baik-baik saja, hati saya sesungguhnya menangis,” katanya
Apa yang kemudian yang terjadi? Saksikan videonya di sini