Hidayatullah.com – Seorang pemukim Israel yang menjadi tawanan di Gaza mengatakan pemerintahan Zionis mengabaikan nyawa para sandera, menurut sebuah video yang disiarkan Hamas pada Rabu (24/04).
Pria yang mengaku bernama Hersh Goldberg-Polin itu menyebut Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, dan kabinet seharusnya malu karena mengabaikan para tawanan dan gagal membebaskan mereka selama 200 hari.
Hersh juga mengatakan pemboman tanpa pandang bulu pesawat tempur Israel yang menjadi penyebab kematian 70 tawanan lain.
“Selain itu, kalian juga seharusnya malu karena menolak semua kesepakatan yang ditawarkan kepada kalian. Apakah Anda tidak ingin mengakhiri mimpi buruk ini?” ujarnya, dalam video tersebut.
Pejuang Palestina dan Israel belum kembali mencapai kesepakatan terkait sandera yang saat ini masih ditawan di Gaza. Hal tersebut lantaran entitas Zionis Israel berulang kali menolak proposal kesepakatan yang diajukan Hamas, melalui mediatornya.
Sementara itu penjajah Israel mengisyaratkan mereka akan melancarkan invasi darat ke wilayah Rafah, Gaza selatan di mana lebih dari 1,4 juta warga Palestina mencari perlindungan. Sejumlah lembaga HAM menyebut invasi darat ke Rafah akan menyebabkan “situasi bencana”.
Meski begitu, bukan berarti perlawanan di Gaza utara telah usai.
Lembaga think tank yang berbasis di Amerika Serikat, Institute for the Study of War (ISW) dan Critical Threats Project (CTP), mencatat bahwa penilaian mereka mengenai keberadaan perlawanan bersenjata Palestina di Beit Hanoon, Gaza utara, yang terus berlanjut konsisten dengan pernyataan seorang pejabat Israel yang mengakui kepada media AS bahwa “beberapa ribu” pejuang masih berada di sana.
Juga pada hari Selasa, hari ke-200 pertempuran, kelompok-kelompok bersenjata Palestina melakukan setidaknya lima “serangan tembakan tidak langsung” ke Israel dengan roket-roket yang diluncurkan dari Gaza.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Jihad Islam Palestina (PIJ) meluncurkan dua serangan roket – termasuk serangan gabungan dengan pejuang dari Brigade Ansar – ke arah kota Sderot di Israel, sementara Brigade Martir Al-Aqsa dan Brigade Perlawanan Nasional melakukan serangan ke pangkalan Zikim di Israel.*
Baca juga: Agresi Gaza Dapat Hancurkan Israel, Mantan Jenderal Zionis Desak Netanyahu Akui Kekalahan