JIKA terdapat niat dan upaya yang baik dan Allah melapangkan jalannya, maka semua pun berjalan baik. Demikian yang berlangsung dalam kegiatan belajar mengajar al-Quran di beberapa desa di Kecamatan Riung, Kabupaten Ngada, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Ngada berada di Pulau Flores. Posisinya di tengah pulau, dengan batas utara Laut Flores dan selatan Laut Sawu. Di sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Nagekeo dan sebelah barat oleh Kabupaten Manggarai Timur.
Pada awal Februari 2017 bantuan dari Yayasan Wakaf Al Qur’an Suara Hidayatullah (YAWASH) sebanyak 250 al-Quran untuk TPA (Taman Pendidikan al-Quran ) di lingkungan masjid beberapa desa di Kecamatan Riung telah sampai. Bantuan ini dimaksudkan untuk melancarkan pengajaran al-Quran akibat kekurangan sarana al-Quran.
“Desa-desa itu mayoritas masyarakatnya muslim, tetapi kegiatan pengajaran keagamaan masih kurang, disebabkan minimnya tenaga pengajar dan sarana pengajaran,” kata Nurdin Potok sebelum ini. Desa-desa tersebut adalah Latung, Sambinasi Induk, Sambinasi Tengah, dan Sambinasi Barat. Nurdin Potok merupakan dai di Sambinasi Barat.
Alhamdulillah, dengan tibanya al-Quran bantuan tersebut, sarana pengajaran al-Quran sudah lebih memadai. Bahkan juga terdapat peningkatan tenaga pengajar al-Quran yang tiba di sebagian desa di Kecamatan Riung. Tidak itu saja. Jika sebelumnya pengajaran al-Quran hanya dilakukan selepas shalat Dhuhur, sekarang telah ditambah selepas shalat Maghrib.
Semarak kegiatan pengajaran al-Quran ini dapat dilihat di Masjid Ar Rahman Marotauk di Sambinasi Barat. Masjid ini mendapat bantuan 100 al-Quran, yang tak lama kemudian juga mendapat tambahan pengajar dari Kupang, masing-masing Ramliah Syaefuddin, Fatmasari, Jumaini Sau, Sumarni Uba, dan Fitriani Weni.
“Saat ini kondisinya luar biasa. Tampak peningkatan antusiasme anak-anak belajar al-Quran setelah adanya bantuan. Pengajaran lebih memadai. Sebelum ini karena minimnya al-Quran, anak-anak mengaji bergiliran. Al-Quran digunakan bergantian, sehingga belajar kurang maksimal,” kata Nurdin, menyampaikan awal bulan ini.
Dari munculnya antusiasme belajar pada anak-anak TPA itu menyebabkan jam pelajaran ditambah sampai selepas Maghrib. Guru pengajar pun kemudian ditambah dari Kupang.
Kondisi sama di Masjid Suhada Damu (Desa Sambinasi Induk), Masjid Al Jihad Mbarungkeli (Desa Latung), dan Masjid Al Akbar Ruki (Sambinasi Tengah), terjadi peningkatan kegairahan anak-anak TPA belajar al-Quran. Sarana pengajaran mulai terpenuhi. Di masjid-masjid ini disalurkan antara 25 sampai 50 al-Quran.

Sebagaimana diketahui, tingkat kehidupan masyarakat di Desa Latung, Sambinasi Induk, Sambinasi Tengah, Desa Sambinasi Barat, tergolong rendah. Mayoritas masyarakat hidup dari kegiatan pertanian dan penangkapan ikan.
Hasil dari kegiatan pertanian seperti bersawah, menanam palawija, dan jagung, hanya cukup dikonsumsi sendiri. Biasanya hasil panen akan disimpan untuk dikonsumsi pada masa panen berikutnya. Sementara hasil penangkapan ikan diperoleh dengan cara memancing. Hanya segelintir orang memiliki sarana semacam pukat.
“Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan al-Quran dari donatur dan Yayasan Wakaf Al Qur’an Suara Hidayatullah untuk masjid kami. Ini sangat membantu sekali bagi anak-anak TPA yang belajar al Quran,” kata Alamsyah, Imam Masjid Ar Rahman Marotauk.
Ia mendoakan para donatur mudah-mudahan amal ibadahnya diterima Allah Swt dan mendapat balasan yang baik. Ia pun berharap bantuan al-Quran ini masih terus berlanjut. “Sebenarnya boleh dikatakan kebutuhan al-Quran ini masih terus ada, karena untuk saat ini kita fokuskan untuk anak-anak mengaji. Kita juga butuh untuk jamaah yang mengaji di masjid kita,” harapnya.*/Informasi selanjutnya di: sejutaquran.org