Hidayatullah.com–Pejabat tinggi daerah otonomi Bangsamoro di Filipina selatan mengatakan kasus Covid-19 baru telah meningkat secara setelah munculnya transmisi lokal.
“Kasus-kasus tersebut telah meningkat secara subtansial, dimulai setelah masuknya orang-orang dari luar,” Murad Ebrahim, menteri kepala Daerah Otonomi Bangsamoro di Mindanao, mengatakan kepada Anadolu Agency dari kota Cotabato.
Namun, dia menambahkan: “Yang mengkhawatirkan kami adalah ketika kami menemukan penularan dari komunitas – berarti infeksi menyebar di dalam masyarakat.”
Tercatat hingga saat ini terdapat 511 kasus, termasuk 11 kasus yang mengakibatkan kematian.
“Kasus-kasus positif ini tidak memiliki catatan perjalanan apapun, yang berarti ada sumber [virus corona] di dalam masyarakat,” kata Ebrahim, seraya menambahkan bahwa pemerintahannya telah mengambil semua langkah untuk memperlambat penyebaran infeksi.
Orang-orang yang kembali dari luar daerah “memicu peningkatan jumlah kasus virus,” tambahnya.
“Tetapi, kami masih dapat menangani pandemi karena orang-orang telah sembuh dan kami telah membangun beberapa fasilitas isolasi,” kata Ebrahim.
Satgas pemerintah yang menangani pandemi Covid-19 mengatakan 367 pasien telah sembuh dari penyakit sejauh ini.
Mereka menambahkan bahwa hanya 124 kasus aktif, diantara 30 kasus yang dirawat di rumah sakit. Sisanya telah diisolasi di fasilitas-fasilitas karantina.
“Kami sedang berupaya untuk memperkuat proses pelacakan kami,” kata Ebrahim, menambahkan bahwa sebagian besar kasus terjadi di provinsi Lanao Del Sur dan Marawi.
Bangsamoro, kawasan bermayoritas Muslim dengan populasi hampir lima juta, memiliki lima provinsi.
Filipina memberikan wilayah itu otonomi pada Februari 2019. Ebrahim adalah menteri kepala pertama di wilayah itu.
Turki siap membantu
Menteri Kepala Daerah Mindanao Ebrahim mengatakan pemerintahnya sedang mengambil langkah untuk bantuan tahap kedua kepada masyarakatnya yang terdampak oleh pandemi Covid-19.
“Kami masih melanjutkan bantuan pasokan makanan dan peningkatan kesehatan untuk komunitas kami dan sekarang kami memulai putaran kedua,” katanya.
Pejabat tinggi itu mengatakan pemerintahnya telah menghabiskan sekitar 2 miliar peso Filipina ($ 40.877.120) untuk upaya ini sejauh ini.
Ebrahim menggarisbawahi bahwa wilayah Bangsamoro seharusnya menerima 65 miliar peso Filipina untuk tahun keuangan saat ini di bawah “Black Grant” sebagaimana disepakati dengan pemerintah pusat selama transisi ke status otonom.
“Kami baru menerima seperempat dari bantuan itu,” katanya.
Dana tersebut dihitung dari pendapatan nasional tahun sebelumnya dari pajak dan bea cukai, dengan 5% dialokasikan untuk Bangsamoro.
“Duta Besar Turki [untuk Filipina] menginformasikan kantor saya bahwa Turki siap memberikan bantuan kepada Bangsamoro, tetapi Kementerian Luar Negeri Filipina harus mengoordinasikannya,” kata Ebrahim.
“Saya mengadakan pertemuan virtual dengan perwakilan negara dari PBB hari ini, yang juga berjanji membantu kami memerangi pandemi ini,” katanya. “Kami membutuhkan lebih banyak bantuan karena orang-orang telah terdampak.”*