Hidayatullah.com—Presiden boleh berganti, kebijakan bisa tetap sama. Begitulah setidaknya pendapat banyak orang terhadap rencana pergantian presiden Amerika. Sebuah jajak pendapat tentang hubungan presiden Amerika dengan Israel baru-baru ini dimuat di Koran New York Times.
Artikel yang ditulis oleh Michael Slackman dan Isabel Kershner menyebutkan, saat ini semua kalangan mengharapkan perubahan mendasar dalam kebijakan luar negeri AS, khususnya hubungan antara Washington dan Israel serta dunia Arab, jika Barack Obama memenangkan pemilu presiden AS.
Berdasarkan jajak pendapat yang diambil dari Baitul Maqdis hingga pegunungan Amman dan Mesir, para peserta mengatakan, "Siapa saja yang keluar sebagai pemenang dalam pemilu di AS, Gedung Putih tetap akan mendukung setiap aksi kejahatan Israel terhadap warga Palestina".
Hasil jajak pendapat ini membuat Zionis semakin tenang menjalankan aksinya.
Mahmud Ibrahim, 23 tahun seorang mahasiswa di Jordania dalam artikel berjudul “Mideast Sees More of the Same if Obama Is Elected”, itu mengatakan, "Kami hanya memahami bahwa semua presiden AS selalu mendukung Israel". Ditambahkannya, semua presiden AS sama pemikirannya dan tidak pernah akan ada perubahan, oleh karena itu, harapan untuk tercapainya perubahan sia-sia belaka.
Di Israel, Moshe Cohen menyetujui pendapat itu. “Yahudi di sana mempunyai pengaruh, ”ujar Cohen saat menjual karcis-karcis lotere sepanjang Jalan Jaffa di Yerusalem. “Ia harus baik dengan Israel. Jika tidak, ia tidak akan dipilih kembali pada putaran kedua.”
Lain halnya dengan Walid Ghalib (50) seorang warga Amman. Baginya, orang seperti Obama itu mirip bunglon.
“Ia seperti bunglon,” ujar Walid Ghalib, ketika sedang membeli daging dari penjagal di Jabal al Nasr, Amman. Suatu hari ia bersama Palestina tapi suatu hari bersama Israel. Menurut Walid, perilaku seperti itu ibarat sebuah pepatah, "mana yang lebih baik, seekor anjing hitam atau anjing putih?' Semuanya sama. Bagi kita, tidak ada apa pun yang berubah.” [new york times/irb/cha/hidayatullah.com]