Hidayatullah.com–Majelis Fatwa Mathla`ul Anwar dalam Muktamar ke-13 di Serang, Banten, Ahad (18/7) malam, mengeluarkan fatwa menyangkut bidang spiritual, paranormal, tayangan mistis dan nikah siri. Segala bentuk praktik perdukunan (kahanah) dan “orang pintar” (iraafah) dinyatakan haram.
Mempublikasikan praktik perdukunan dan peramalan, dalam bentuk apa pun, hukumnya haram. Selain itu memanfaatkan, menggunakan dan atau mempercayai segala praktik perdukunan dan ramalan, hukumnya juga haram.
Al-Kahin (dukun) adalah orang yang menceritakan (menggabarkan) kejadian yang terjadi pada masa lalu atau yang akan datang dan mengaku memiliki pengetahuan tentang rahasia dan hal-hal yang terkait dengan ilmu ghaib.
Al-Arraf adalah orang yang mengetahui berita atau kejadian mendatang terkait dengan keghaiban. Terkait dengan hal itu, komisi fatwa merekomendasikan agar pihak terkait tak melakukan praktik perdukunan.
Kepada media massa diimbau agar menyaring lebih cermat tayangan yang mengandung unsur syirik.
Tertkait dengan nikah siri, komisi fatwa MA menyebutkan bahwa pernikahan yang terpenuhi semua syarat dan rukunnya, tapi tak dilaporkan atau dicatatkan pada lembaga yang berwenang (Kantor Urusan Agama/KUA), pernikahan tersebut tetap sah. Namun pernikahan siri yang diartikan dengan pernikahan tanpa wali atau saksi hukumnya adalah haram.
Pada kesempatan itu dibacakan pula fatwa pengobatan dengan pendekatan spiritual. Pendekatan spiritual yang dimaksud adalah pengobatan penyakit dengan menggunakan doa yang wirid (berasal) dari ayat Al Quran dan Sunnah (Ma`tsurat) dan menggunakan bahasa yang bisa difahami.
Pengobatan dengan cara itu hukumnya adalah mubah (boleh), namun jika tak menggunakan bahasa yang tidak difahami, maka hukumnya haram. Termasuk pengobatan spiritual mengandung unsur syirik, maka hukumnya haram.
Fatwa berikutnya menyangkut metafisika, mistisisme dan tayangan misteri. Metafisika adalah sesuatu yang bertanda di luar alam nyata( dunia). Faham yang memberikan ajaran mistis (rahasia) atau ajaran bersifat rahasia, tersembunyi, sehingga ajaran ini hanya dapat diketahui orang tertentu saja.
Terkait dengan hal ini, Islam mengakui alam di luar alam dunia yang disebut alam ghaib, bahkan wajib diimani kebenarannya. Namun, metafisika dan mistisisme dalam arti mempercayai akan kekuatan tertentu selain kekuatan Allah, maka mempelajarinya adalah haram.
Tayangan mistis, karena dikhawatirkan memberikan kesan tahayul dan syirik, maka hukumnya adalah haram.[ant/hidayatullah.com]