Hidayatullah.com– Bakteri yang terdapat di Sungai Seine menyebabkan sejumlah atlet triathlon yang berkompetisi di Olimpiade Paris 2024 mengalami sakit.
Sesi latihan di Seine yang dijadwalkan untuk hari Sabtu dan Ahad sebelum laga hari Senin dibatalkan disebabkan tingkat bakteri di dalam air yang membahayakan.
Namun, pada Ahad malam panitia mengumumkan estafet campuran triathlon hari Senin (5/8/2024) akan digelar mulai pukul 8 pagi waktu setempat sesuai jadwal asli.
Menurut panduan World Triathlon kadar bakteri E. coli 1.000 colony-forming units per 100 milliliter masih dianggap “baik” dan kompetisi dapat dilanjutkan.
Panitia mengatakan bahwa tes kualitas air yang dilakukan pada hari perlombaan triatlon individu pada hari Rabu (31/7/2024) menunjukkan tingkat bakteri yang “sangat baik”.
Akan tetapi, kadarnya terlalu buruk untuk dipakai berlatih pada akhir pekan kemarin.
Belgia mengumumkan timnya tidak akan ambil bagian dalam laga estafet campuran triathlon hari Senin (5/8/2024) setelah salah satu atletnya jatuh sakit.
Claire Michel, yang berkompetisi dalam triathlon putri pada hari Rabu, dirawat di rumah sakit pada hari Ahad sebelum kembali ke Perkampungan Olimpiade keesokan harinya.
Tim ofisial Swiss pada hari Sabtu (3/8/2024) mengatakan atletnya Adrien Briffod, yang juga bertanding pada hari Rabu di Seine, jatuh sakit akibat infeksi perut.
Pada hari Ahad, pengganti Briffod, Simon Westermann juga menarik diri akibat infeksi gastrointestinal, meskipun dia sama sekali belum pernah mengikuti sesi renang di Sungai Seine.
Sementara itu, atlet Norwegia Vetle Bergsvik Thorn juga jatuh sakit sehari setelah mengikuti triathlon putra.
Arild Tveiten, direktur olahraga Norwegian Triathlon Federation, mengatakan penyebab sakit Thorn masih belum jelas.
“Kami berpikir seperti apa yang dipikirkan semua orang: mungkin disebabkan sungai. Tapi kami tidak tahu. Bisa jadi sungai, bisa jadi karena (hidangan) ayam,” kata Tveiten kepada stasiun televisi Norwegia, NRK, seperti dilansir DW.
Dokter menduga kemungkinan akibat keracunan makanan, jika dilihat dari gejala yang tampak, imbuhnya.
Komite Olimpiade Belgia berharap kasus-kasus tersebut dapat menjadi pelajaran di masa depan.*