Hidayatullah.com—Presiden Xi Jinping berharap hubungan antara China dan Indonesia dapat semakin erat dalam kepemimpinan Prabowo Subianto.
“Perubahan dunia semakin cepat dalam satu abad terakhir. China ingin menjaga hubungan erat dengan Indonesia dan memperkuat kerja sama di masa mendatang,” kata Presiden Xi Jinping dalam pernyataan resmi seperti dimuat di laman media pemerintah China pada Senin, (1/4/2024).
Pertemuan Presiden Xi Jingping dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berlangsung di Balai Agung Rakyat, Beijing pada Senin yang juga dihadiri oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi.
Presiden Xi Jinping mengundang Prabowo Subianto sebagai menteri pertahanan sekaligus presiden terpilih untuk melakukan kunjungan resmi ke China pada 31 Maret – 2 April 2024. Kunjungan Prabowo ke China tersebut menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden terpilih.
“China dan Indonesia harus secara aktif mempraktikkan ‘Five Principles of Peaceful Coexistence’, meneruskan semangat persatuan, persahabatan, dan kerja sama seperti dalam kesepakatan Bandung, mendorong multipolaritas dunia yang setara serta globalisasi ekonomi yang inklusif,” tambah Presiden Xi Jinping dalam pernyataan tersebut.
Presiden Xi Jinping juga berharap Indonesia pada masa kepemimpinan Prabowo Subianto dapat memperkuat kolaborasi multilateral dan menjaga kepentingan bersama negara-negara berkembang.
“China ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk menjaga kesatuan dan sentralitas ASEAN, mempertahankan arsitektur regional yang inklusif, dan membangun komunitas China-ASEAN dengan masa depan bersama yang lebih erat,” demikian disebutkan dalam pernyataan tersebut.
“Five Principles of Peaceful Coexistence” terdiri dari lima prinsip yaitu saling menghormati kedaulatan dan keutuhan wilayah, tidak melakukan agresi, tidak mencampuri urusan dalam negeri masing-masing, menjaga kesetaraan dan hubungan yang saling menguntungkan, serta hidup berdampingan secara damai.
Sedangkan Prabowo Subianto dalam pertemuan tersebut menyatakan kegembiraannya menjadikan China sebagai negara pertama yang dikunjungi setelah terpilih menjadi presiden.
“China adalah negara besar dengan pengaruh yang penting,” kata Prabowo.
Prabowo dalam pernyataan tersebut mengatakan Indonesia dan China juga selalu menghormati dan memperlakukan satu sama lain secara setara.
“Saya sangat mengagumi pencapaian rakyat China di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, dan saya ingin belajar dari pengalaman Partai Komunis China dan memperdalam pertukaran pemahaman dalam tata kelola pemerintahan,” ungkap Prabowo, dikutip laman Antara.
Pernyataan itu mengatakan Prabowo menyebut China adalah mitra besar kerja sama Indonesia.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan-perusahaan China berpartisipasi secara aktif dalam perekonomian dan membantu pembangunan nasional Indonesia.
“Saya mendukung penuh hubungan yang lebih erat antara Indonesia dan China. Saya bersedia melanjutkan kebijakan Presiden Joko Widodo terhadap China dengan berpegang teguh pada independensi dan kebijakan ‘Satu China’ yang selalu diusung pemerintah Indonesia,” tambah Prabowo.
Prabowo disebut mendukung kepentingan utama baik Indonesia maupun China untuk mendorong hubungan yang lebih komprehensif antara kedua negara dan membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi kedua negara.
“Pemerintahan baru Indonesia bersedia untuk secara aktif mendorong strategi pembangunan kedua negara, kerja sama di berbagai bidang termasuk ekonomi, perdagangan dan pengentasan kemiskinan,” kata Prabowo .
Dalam pertemuan itu, dibahas juga soal kondisi Palestina saat ini.
“Saya mengapresiasi peran China terkait masalah internasional, khususnya soal Palestina. Indonesia bersedia memperkuat koordinasi dan kerja sama dengan China dalam masalah internasional dan regional serta berkontribusi yang lebih besar dalam kerja sama Selatan-Selatan,” ungkap Prabowo.
Dalam lawatannya ke China, Prabowo didampingi antara lain dengan putranya, Ragowo Hediprasetyo, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sugiono, Asisten Khusus Menhan Bidang Manajemen Pertahanan Letjen TNI (Purn.) Sjafrie Sjamsoeddin, serta Kepala Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI Letjen TNI Yudi Abrimantyo.
Kemudian, Direktur Jenderal Strategi Pertahanan Kemhan RI Mayjen TNI Bambang Trisnohadi, Direktur Jenderal Rencana Pertahanan Kemhan RI Laksamana Muda TNI Supo Dwi Diantara, dan Kepala Badan Sarana Pertahanan Kemhan RI Marsekal Muda TNI Yusuf Jauhari serta pejabat terkait lainnya.*