Hidayatullah.com–Bertepatan hari Sabtu, 16 Agustus 2014, di Masjid Mardhiyah, Yogyakarta, telah lahir sebuah komunitas arsitektur Islam bernama ‘El- Umran’.
“Komunitas ini akan memberikan kebermanfaatan yang lebih dan dapat menjawab tantangan zaman,” ujar Ahmad Rifai, Ketua EL-Imran.
Mengawali kegiatannya, El-Umran mengadakan perkuliahan bertajuk “Islam dan Peradaban” yang disampaikan oleh Andika Saputra, M. Sc., alumni mahasiswa teknik arsitektur UGM. Sebuah mata kuliah yang tidak mungkin diberikan dalam mata kuliah arsitek di kampus manapun di Indonesia.
Kegiatan serupa akan diadakan rutin seabanyak enam kali pertemuan, tutur Rifai.
“Pada pertemuan hari ini, komunitas El-Umran mengawalinya dengan membahas satu persatu makna dari kata peradaban dan kata-kata lain yang berhubungan dengannya,” ujarnya.
Menurut mahasiswa UGM angkatan 2012 ini, El-Umran merupakan satu-satunya komunitas yang pertama kali mengkaji Islam dan arsitektur dalam tingkat nasional, atau bahkan Asia Tenggara.
Nama El-Umran diambil dari pemikiran peradaban Ibnu Khaldun, Al-Ilm Al-Umran Al- Basyari, yang memiliki keterkaitan erat dengan arsitektur.
Komunitas ini lahir untuk memperkenalkan kembali khazanah keilmuan yang telah dirintis oleh para ulama Islam terdahulu, juga untuk membangkitkan ghirah dan kebanggaan para penggiat arsitektur Islam akan gemilangnya pencapaian ilmu yang telah dilakukan oleh generasi terdahulu umat Islam.
Pertemuan awal mengkaji definisi, asas, dan kriteria peradaban Islam beserta makna satu persatu kata yang berhubungan dengan kata peradaban yang memiliki akar kata ‘Adab’.
“Sebab, setiap kata memiliki makna yang dibentuk oleh worldview. Dan worldview dihasilkan oleh belief yang diyakini,” ujar Rifai.*/kiriman Adnan Rifai, mahasiswa Teknik Arsitektur Universitas Gadjah Mada 2012