Hidayatullah.com– Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Hidayatullah Balikpapan melaksanakan prosesi wisuda sarjana hukum VII di Kampus Hidayatullah UmmulQura Balikpapan, Gunung Tembak, Kalimantan Timur. Acara ini dirangkai dengan Penugasan Kader Dai.
Perhelatan tahunan yang harusnya dilaksanakan pada tahun 2020 itu tertunda karena pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia. Wisuda baru terlaksana pada Sabtu, 11 Shafar 1443H (18/09/2021).
Mengingat masih terjadi pandemi Covid-19, prosesi wisuda diikuti sebanyak 187 orang wisudawan dan wisudawati dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, sebagaimana anjuran pemerintah. Pelaksanaan wisuda pun dilakukan dengan dua cara yaitu offline dan online.
Acara wisuda ini dihadiri langsung oleh Pemimpin Umum Hidayatullah KH Abdurrahman Muhammad, Ketua Umum DPP Hidayatullah Ustadz Nashirul Haq, Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi, dan Prof Dr Mujiburrahman (Ketua Kopertais Wilayah XI Kalimantan/Rektor UIN Antasari Banjarmasin) yang sekaligus mengisi orasi ilmiah pada Acara wisuda itu.
Pada sambutannya, Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi memberikan lima pesan kepada para wisudawan dan wisudawati mengenai hal yang harus senantiasa mereka miliki meski sudah bertatus sarjana.
“Saya akan memberikan kalian lima pesan yang harus senantiasa kalian pegang,” ujarnya.
Pertama, kerja dengan tulus dan ikhlas. Jangan bayangkan dapat membuat karya besar tanpa ada ketulusan dan keikhlasan. Siapa pun yang bekerja dengan tulus dan ikhlas akan melahirkan karya besar.
Kedua, jangan berhenti belajar, jangan pernah merasa sudah S-1 lalu tidak lagi belajar.
Ketiga, miliki cita-cita jauh ke depan, ilmu dan latar belakang menjadikan seorang memiliki cita-cita jauh ke depan.
Keempat, bekerja sama. Tidak bisa bekerja dengan sendiri, tapi kita membutuhkan orang lain. Dan ingat tidak ada orang yang sukses tanpa keterlibatan orang lain.
Pesan kelima Wagub Hadi, yaitu bekerjalah dengan cinta. Bagi alumni yang diwisuda hari itu, “Modal utama yang harus dilakukan adalah ada kecintaan terhadap dakwah, cinta terhadap pekerjaan,” ujarnya.
Sementara itu, Abdullah Said, salah seorang kader yang mengemban amanah dakwah di Hidayatullah Kaimana, Papua, merasa sangat puas ketika menghadiri acara prosesi wisuda.
“Alhamdulillah, saya merasa puas sekali. Karena wisuda kali ini juga masih sempat dihadiri oleh tokoh-tokoh luar biasa seperti Bapak Wakil Gubernur Kalimantan Timur dan Bapak Prof Mujiburahman,” ungkapnya.
Ia menambahkan bagaimana lika-liku perjalanannya menuju ke tempat acara wisuda. Mulai dari perjuangan mencari tiket kapal karena harus memiliki surat vaksin dahulu baru bisa beli tiket, lalu menunggu penundaan keberangkatan kapal lima jam dari dari yang tertulis di tiket di pelabuhan.
“Saya itu, awalnya sempat mau nyerah mau ikut wisuda. Bagaimana tidak. Antum bayangkan saya ke sana ke mari nyari tiket ternyata persyaratan biar dapat tiket itu harus ada surat vaksin dulu. Nah saya berangkat lagi nyari tempat vaksin, qadarullah dapat. Lalu saya tunggu sambil berdoa semoga hasilnya (SMS) terkait sertifikat vaksin keluar sesuai dengan tanggal yang saya harapkan,” ujar Abdullah Said yang namanya mirip dengan Pendiri Hidayatullah, KH Abdullah Said.
“Qadarullah perjalanan yang kami tempuh itu kurang lebih satu pekan, itu sudah terhitung selama di kapal, Bang. Maa syaa Allah setelah sampai di sini, rasanya senang sekali. Alhamdulillah bisa mengikuti prosesi wisuda. Tapi niat saya tidak hanya itu, juga ingin melepas rindu bersama para ustadz-ustadz senior yang ada di UmmulQura ini,” tambahnya kepada Media Center UmmulQura (MCU) dengan wajah yang tampak sangat gembira.
Hal senada juga dirasakan Ahmad Taufan, salah seorang alumni STIS Hidayatullah angkatan ke-15 yang mengikuti prosesi wisuda secara offline, merasa sangat terkesan. Sebab, wisuda yang harusnya dilaksanakan pada tahun lalu itu tertunda karena adanya pandemi Covid-19.
Hingga pada tahun 2021 ini dapat terwujud dan dapat melaksanakan wisuda tiga angkatan sekaligus.
“Saya menamai Gunung Tembak itu sebagai kampung halaman ideologis hingga saya secara pribadi merasa sangat terkesan apalagi dengan diadakannya wisuda tiga angkatan, ditambah lagi kami (angkatan 15) merupakan angkatan pertama HES (Hukum Ekonomi Syari’ah),” ujar Ahmad Taufan kepada MCU pada Sabtu (18/09/2021).
“Apalagi sebagaimana kita tahu bahwa para alumni itu bertugas di berbagai cabang Hidayatullah di seluruh Indonesia, sehingga perjuangan untuk hadir dalam prosesi wisuda ini begitu sangat-sangat terasa, seperti harus vaksin, PCR. Belum lagi harus berjuang di perjalanan melewati laut yang luas. Alhasil ketika kita hadir, Alhamdulillah, itu terbayar dengan megahnya acara wisuda pada tahun ini,” tambahnya.
Setelah diwisuda, dilakukan acara simbolis penugasan kepada para dai-daiyah muda tersebut dalam mengemban amanah dakwah di berbagai derah se-Indonesia.* (Kiriman Asrijal/Media Center UmmulQura)