Hidayatullah.com–Direktur Gdud Haivri, organisasi yang menyuplai anjing-anjing penjaga ke permukiman di Tepi Barat, yakin bahwa penciuman babi yang lebih tajam akan membuat mereka mampu mengendus militan yang bersembunyi sebelum menyerang. “Penciuman babi jauh lebih tajam daripada anjing,” kata kepala eksekutif Gdud Haivri, Yekutiel Ben-Yaakov kepada harian Maariv. “Babi-babi itu juga akan mampu mengidentifikasi senjata dari jarak jauh dan berjalan ke arah teroris untuk menunjukkannya.” “Selain itu, binatang ini dianggap berbahaya bagi Islam. Menurut kepercayaan Islam, seseorang yang menyentuh seekor babi itu haram,” katanya. Rabbi Daniel Shilo, ketua komisi kerabbian Judea dan Samaria (Tepi Barat) mengatakan, babi juga dilarang dalam hukum Yahudi, sehingga usul itu seharusnya disetujui dengan pengecualian. “Karena menyangkut urusan hidup, memelihara hewan ini akan diizinkan,” katanya. Sementara itu, penduduk di Adei Ad baru-baru ini menempatkan angsa untuk menjaga wilayah permukiman mereka. Mereka percaya bahwa angsa-angsa itu akan memberi tanda jika ada serangan mendekat. (afp/jp)