Jum’at, 30 September 2005
Hidayatullah.com–Kematian dua orang asing, yang membunuh diri mereka dalam apa yang diyakini sebagai pakta bunuh diri Internet pertama Inggris, telah memicu munculnya berbagai seruan agar situs website yang mempromosikan bunuh diri segara dilarang, ujar koran The Daily Telegraph, Jum’at, (30/9).
Adalah Christopher Aston, seorang mahasiswa berusia 25 tahun dari Liverpool, Inggris utara, dan pengangguran bernama Maria Williams, 42 tahun, yang dikenal sebagai Sanchez, dari London selatan. Mereka telah diketemukan tak bernyawa dalam sebuah mobil di ibukota Inggris itu pada 23 Pebruari lalu.
Mereka telah bunuh diri dengan cara meracun diri sendiri dengan karbon monoksida. Dalam pemeriksaan pekan ini dikatakan, pasangan tersebut melakukan kontak melalui sebuah halaman website bunuh diri dan selanjutnya saling berhubungan melalui telepon.
Mereka berdua meninggalkan tulisan terpisah mengenai aksi bunuh diri mereka.
Kepada The Daily Telegraph, Tony Cox, dari badan amal Parents for Prevention of Young Suicide, mengemukakan bahwa insiden itu menggaris bawahi perlunya regulasi yang lebih baik atas Internet.
"Bunuh diri Internet tampaknya menjadi fenomena semakin meningkat di berbagai bagian Timur Jauh, terutama Jepang," katanya.
"Kami jadi kian cemas saat seperti ini akan terjadi lagi. Kami berharap ini bukan dari awal suatu kecenderungan. Situs web yang membawa orang seperti ini bersama-sama hendaknya ditutup." (tdt/cha)