Hidayatullah.com–Clare Vo Thi Kim Phuong, seorang janda, khawatir tentang putrinya sulungnya yang gagal mendapat pinjaman untuk bisa kuliah di Ho Chi Minh City.
“Meskipun mendapat pinjaman tahun lalu, keluarga saya tidak dianggap sebagai keluarga miskin tahun ini,” kata pedagang keliling yang memperoleh 50.000 dong (US$ 2,5) per hari.
Pinjaman diberikan bagi kaum miskin perkotaan dan pedesaan yang berpenghasilan kurang dari 200.000 (sekitar US$ 10) dan 260.000 (sekitar US$ 13) dong per bulan.
Tetapi melalui para donatur Katolik, kini putri dari Phuong bersama dengan para siswa miskin Vietnam bisa melanjutkan studi.
Beasiswa Katolik itu memungkinkan siswa untuk melanjutkan pendidikan tanpa perlu meminjam uang dengan bunga yang tinggi.
“Saya sangat berterima kasih kepada orang Katolik yang memberikan beasiswa untuk dua putri saya tahun ini. Tanpa bantuan mereka, saya harus meminjam lima juta dong (US$ 250) dari kreditur swasta yang mengenakan bunga 10 persen,” tambah Phuong.
Putri dari Phuong mengatakan bahwa tanpa beasiswa, dia pasti jadi drop out dan harus bekerja untuk menunjang keluarga.
Media lokal melaporkan bahwa di antara 20.600 keluarga di propinsi yang menerima beasiswa itu, 60 persennya adalah keluarga miskin.
“Keluarga saya ingin menciptakan peluang bagi mahasiswa miskin dan menyelamatkan orangtua mereka dari kredit dengan tingkat bunga tinggi,” kata Anthony Tran The Son, salah satu donatur.
Son menambahkan bahwa ia memberi beasiswa untuk dua anak perempuan dari Phuong dan delapan calon mahasiswa lain yang gagal mendapat pinjaman mahasiswa dari bank lokal untuk menutupi biaya sekolah, buku, alat tulis dan akomodasi mereka.
Sejak 2006, setiap tahun keluarga Son telah memberikan 14 juta dong (US$ 718) untuk 30 siswa miskin. [ucan/hidayatullah.com]