Hidayatullah.com–Situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks menerbitkan ratusan ribu pesan diplomatik rahasia Amerika Serikat dan berbagai surat kabar internasional menerbitkan sarinya.
Wikileaks tetap menerbitkan dokumen-dokumen rahasia dan tidak mengindahkan permohonan pemerintah Amerika agar situs tersebut tidak menerbitkan dokumen.
Inti sari dokumen yang diterbitkan berbagai surat kabar internasional ini diambil dari seperempat juta korespondensi antara Departemen Luar Negeri Amerika dan misi diplomatik Amerika selama tiga tahun terakhir.
Salah satu dokumen berisi pernyataan bahwa Arab Saudi dan sejumlah negara Arab meminta Amerika untuk menghentikan program nuklir Iran dengan segala cara, termasuk serangan militer.
Selain itu, muncul keterangan rinci mengenai sabotase komputer secara terus menerus oleh pemerintah China terhadap Amerika dan sekutu-sekutunya.
Reaksi
Gedung Putih menyebut penerbitan kabel diplomatik ini sebagai langkah yang ceroboh dan berbahaya. Gedung Putih mengatakan penerbitan ini bisa membahayakan pembicaraan pribadi dengan pemerintah asing dan pemimpin oposisi, membahayakan diplomat Amerika, agen intelijen dan pihak-pihak yang meminta bantuan Amerika untuk mendorong demokrasi.
Wikileaks
Wikileaks sebelumnya menerbitkan dokumen perang Iraq dan Afghanistan
Departemen Pertahanan Amerika mengatakan pihaknya telah meningkatkan pelatihan dan membuat sistem komputernya lebih aman guna memastikan dokumen rahasia tidak bocor.
Sebelumnya, Amerika Serikat menulis surat kepada pendiri situs pengungkap dokumen rahasia Wikileaks, Julian Assange, meminta dia agar tidak menerbitkan sejumlah dokumen diplomatik.
Assange menuding pihak berwenang Amerika takut karena akan dituntut bertanggung jawab. Wikileaks mengatakan bahwa dokumen rahasia ini volumenya tujuh kali lipat lebih besar dari hampir 400.000 dokumen Pentagon terkait perang Iraq yang diterbitkan situs itu bulan Oktober lalu.
Para pengamat mengatakan Amerika dan sekutu-sekutunya berpotensi dipermalukan oleh publikasi penilaian jujur dari berbagai diplomat asing.
Media Inggris mengatakan pemerintah Inggris mengkhawatirkan penerbitan dokumen itu dapat menyebabkan warga negara Inggris yang ada di negara-negara Muslim dijadikan sasaran balas dendam terhadap pandangan-pandangan yang dianggap “anti-Islam”.
Kementerian Pertahanan Inggris mendesak para redaktur media Inggris agar “selalu mengingat” dampak penerbitan bocoran itu terhadap keamanan nasional.[bbc/hidayatullah.com]