Hidayatullah.com–Sekretaris Jenderal Liga Arab, Nabil al-Arabi, menolak interferensi asing dalam urusan internal Suriah, menyusul eskalasi ancaman Barat terhadap Damaskus. Demikian dilaporkan Press TV, (10/09/2011) kemarin.
Hal itu dikemukakan al-Arabi dalam pertemuannya dengan Presiden Suriah, Bashar al-Assad Sabtu (10/09/2011). Sekjen Liga Arab juga menyeru komitmen organisasi Arab itu untuk membantu Suriah menyelesaikan instabilitas yang dihadapi Damaskus.
Pekan lalu, Jakob Kellenberger, ketua Komite Palang Merah Internasional (ICRC), mengapresiasi langkah yang diambil pemerintah Suriah dalam mengendalikan kerusuhan dan instabilitas di dalam negeri dalam rangka melindungi warga sipil.
Kellenberger juga menyampaikan terima kasih kepada para pejabat Suriah yang telah mengijinkan ICRC meninjau penjara utama Damaskus dan wilayah-wilayah yang dilanda kerusuhan.
Sejak pertengahan Maret lalu, Suriah menghadapi instabilitas menyusul demonstrasi yang digelar baik oleh para pendukung maupun anti-pemerintahan Bashar Assad.
Menurut keterangan para pejabat Suriah, geng-geng bersenjata dukungan asing bertanggung jawab dalam pembunuhan warga sipil dan dalam menyulut instabiltas di berbagai wilayah.
Sejak protes di Suriah, Washington dan Uni Eropa telah memberlakukan sanksi berat terhadap Damaskus dengan alasan tindak kekerasan terhadap para demonstran anti-pemerintah.
Washington dan Uni Eropa saat ini berupaya memperluas sanksi mereka terhadap Suriah dengan menarget sektor minyak negara itu. Sebagian besar ekspor minyak Suriah menuju Eropa.
Namun pemerintah Damaskus menepis laporan tentang kekerasan yang dilakukan aparat keamanan terhadap para demonstran, dan menegaskan bahwa langkah sanksi yang dipimpin oleh Amerika Serikat merupakan bagian upaya Washington mendikte kebijakannya di kawasan.*