Hidayatullah.com–Curahan kesedihan yang diperlihatkan negara-negara Barat, menyusul serangan terhadap koran satir Charlie Hebdo yang menyebabkan 12 orang tewas, tampaknya sebagai bentuk bermuka dua ketika mereka tidak berduka atas ribuan orang yang telah meninggal di Gaza, kata mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Dr Mahathir Mohamad.
Meskipun ia menyatakan simpati dengan orang-orang yang telah meninggal di Paris dan sepenuhnya mengutuk pembunuhan oleh aksi terorisme, Dr Mahathir mengatakan, negara-negara Barat tampaknya “lupa” dengan mereka yang telah tewas di Palestina.
“Para korban di Gaza tewas tanpa alasan, dan rumah-rumah serta kota mereka dibom, menewaskan ribuan.”
“Beberapa bayi dan anak-anak ikut terluka bersama sebagian besar orang dewasa. Ketika ribuan orang tewas, tak seorang pun di dunia Barat berduka atau menangis untuk mereka,” katanya Sabtu (24/1/2015) dalam pidatonya di kampanye penghimpunan dana 1 miliar dolar AS (sekitar Rp 12,4 triliun) untuk membangun kembali Gaza.
Donasi tersebut akan disalurkan untuk membangun kembali infrastruktur Gaza.
Dr Mahathir mengatakan, negara-negara Muslim harus melakukan strategi yang tepat untuk mengakhiri penderitaan dan melanjutkan pembangunan kembali Gaza.
“Kami berharap bisa mengumpulkan sumbangan dan membantu saudara-saudara kita di Gaza.”
“Kita harus terus membangun persahabatan untuk membantu perjuangan kami dan mengubah pola pikir mereka. Kami senang beberapa negara Eropa telah mengakui Palestina sebagai negara merdeka, “katanya, dilansir The Star Online.*