Hidayatullah.com—Penembakan massal di San Bernardino yang menewaskan 14 orang dan melukai belasan lainnya oleh sepasang suami-isteri sedang diselidiki sebagai kasus terorisme, kata FBI.
Direktur FBI James Comey hari Jumat (4/12/2015) mengatakan ada indikasi bahwa pasangan itu telah diradikalisasi.
Tashfeen Malik, 27, dan suaminya Syed Rizwan Farook, 28, tewas dalam baku tembak dengan aparat kepolisian setelah melakukan pembunuhan massal di San Bernardino, sebelah timur Los Angeles, California, pada hari Rabu (2/12/2015).
Comey mengatakan mereka “potensial terinspirasi” oleh kelompok-kelompok teror dari luar negeri.
Namun, Comey juga mengatakan tidak ada bukti yang menunjukkan keduanya bagian dari sebuah jaringan teroris.
Comey mengatakan, penyidikan saat ini masih tahap dini dan masih “banyak bukti yang tidak masuk akal,” lapor BBC.
Sebelumnya seorang juru bicara FBI mengatakan mereka juga menyelidiki laporan yang mengatakan bahwa Malik telah berbaiat kepada kelompok Negara Islam alias ISIS.
Wanita itu kabarnya menuliskan di laman Facebook kata-kata dukungan kepada pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi, dengan menggunakan nama lain. Namun, pesan itu kemudian dihapus.
Pengacara keluarga Farook hari Jumat (4/12/2015) mengatakan bahwa Farook dikenal sebagai lelaki penyendiri dan memiliki sedikit teman, sementara Malik adalah seorang ibu rumah tangga yang “perhatian dan bertutur kata lembut.”
Mereka mengatakan bahwa tidak ada bukti-bukti yang menunjukkan keduanya memiliki pandangan ekstrim.
Akan tetapi, keluarga mengetahui Farook memiliki dua pucuk senjata api dan teman-teman kerjanya mengolok-olok brewoknya, kata para pengacara keluarga itu.
Menyusul serangan di pusat pelayanan sosial Inland Regional Center hari Rabu itu, perlengkapan bom, senjata dan ribuan butir amunisi ditemukan di rumah pasangan itu.
Baca: Pelaku Penembakan di California Suami-Isteri Muslim, Dugaan Teror Sedang Diselidiki.
David Bowdich dari FBI mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa pihak berwenang berusaha mengambil data dari dua ponsel rusak yang ditemukan di sebuah tong sampah dekat lokasi kejadian.
Menurut Bowdich, ada sambungan telepon yang dilakukan antara pasangan itu dengan orang lain, yang sekarang menjadi perhatian aparat.
Penyelidik juga sedang menindaklanjuti laporan yang mengatakan bahwa Farook terlibat pertengkaran dengan seorang rekan kerjanya, yang mengecam “bahaya warisan Islam.”
Para wartawan yang diizinkan masuk ke dalam rumah oleh pemilik apartemen yang menyewakannya kepada pasangan itu berhasil memotret sejumlah barang pribadi milik Farook-Malik. Di antaranya, kartu yang menunjukkan Farook sebagai mahasiswa California State University, Fullerton.
Farook, yang bekerja sebagai inspektor untuk departemen kesehatan lingkungan di kota itu, merupakan putra dari pasangan imigran Pakistan dan dilahirkan di negara bagian Illinois, Amerika Serikat.
Tashfeen Malik diketahui lahir di Pakistan dan belum lama ini tinggal di Arab Saudi.
Reuters, yang mengutip keterangan seorang anggota keluarganya, melaporkan bahwa pihak intelijen Pakistan telah mengontak keluarga Malik yang ada di sana.
Penembakan di San Bernardino itu merupakan penembakan massal paling mematikan di Amerika Serikat, sejak 26 orang tewas dalam aksi penembakan di sebuah sekolah di Newtown, Connecticut, tahun 2012.*