Hidayatullah.com–Kameramen Al Jazeera, Zakaria Ibrahim telah meninggal enam hari setelah mengalami luka akibat terkena pecahan peluru saat meliput pemboman tentara Suriah di provinsi Homs.
Ibrahim, yang meninggal akibat luka-lukanya pada hari Senin (7/12/2015), berada di Desa Teldo untuk melaporkan apa yang diharapkan menjadi gencatan senjata di antara pembebasan dan pasukan Presiden Bashar al-Assad.
“Kru Al Jazeera sedang bersiap untuk melaporkan gencatan senjata yang telah disepakati sebelum pasukan rezim (Assad) menargetkan Teldo,” ujar Jalal Abu Sulaiman, seorang wartawan Al Jazeera di kota tersebut.
Ibrahim terkena pecahan peluru saat menyuting pemboman tersebut kata Abu Sulaiman. Pecahan pelurunya telah diangkat pada hari yang sama oleh staf medis, namun kondisinya tetap kritis.
Ibrahim bekerja sebagai juru kamera Al Jazeera selama lebih dari satu tahun dan telah memfilmkan banyak kejadian terkait perang dan perjanjian damai di Homs.
Homs menjadi saksi bisu atas protes terbesar pemberontakan awal terhadap Assad dan kemudian beberapa pertempuran sengit ketika pasukan oposisi mulai angkat senjata sebagai pengambilan tindakan keras oleh pemerintah.
Rezim Assad mengendalikan sebagian besar wilayah Homs, kecuali beberapa daerah di bagian utara. Beberapa penawaran perdamaian telah disepakati antara pasukan rezim dan kelompok pembebasan di berbagai tempat di Homs dalam beberapa hari terakhir.
Lebih dari 250 ribu orang tewas sejak konflik Suriah yang dimulai pada bulan Maret 2011, beberapa wartawan Al Jazeera ada di antara mereka.
September lalu, Ahmad Abdel Karim Masalameh, seorang wartawan Al Jazeera di Deeram, meninggal saat meliput pertempuran di sana.
Desember 2014, Mahran Al Dairi meninggal saat melaporkan bentrokan antara pasukan rezim dan pemberontak di Deraa.
Mohammad Jalil al-Qasem meninggal pada September 2014 di pinggiran Kota Idlib.
Pada tanggal 4 Desember 2013 kameramen Yasser al-Jumaili ditembak beberapa kali saat ia tengah mencoba meninggalkan Suriah dengan berjalan setelah menyelesaikan tugas.
Januari 2013, Mohammad al-Hourani, seorang koresponden Al Jazeera di Deraa, juga tewas dibunuh oleh sniper di pinggiran Busra al-Harir.
Suriah adalah negara paling berbahaya di dunia bagi wartawan saat ini, menurut Komite untuk Melindungi Wartawan. Sejak awal pemberontakan, puluhan wartawan tewas dan sejumlah lainnya diculik.*