Hidayatullah.com–Empat puluh negara anggota International Contact Group in Libya, yang juga memiliki perwakilan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, OKI, Liga Arab dan Uni Eropa, mengumumkan keputusannya tentang legitimasi kekuasaan Muammar Qadhafi, Jum’at (15/7).
“Kami telah sepakat untuk mengakui NTC (kelompok pemberontak) sebagai satu-satunya suara sah dari rakyat Libya,” kata Menteri Luar Negeri Italia Franco Frattini, di sela-sela pertemuan mereka di Istanbul, Turki.
Menlu AS HIllary Clinton juga menegaskan sikap dukungannya untuk kelompok pemberotak Libya.
Dalam pertemuan kelompok kontak itu, Sekretaris Jenderal Organisasi Konfrensi Islam Eklemedin Ihsanoglu menegaskan kembali sikap OKI untuk membantu rakyat Libya dalam mewujudkan negara yang demokratis, bebas dan adil.
Disamping itu, Ihsanoglu menekankan permintaan untuk menghentikan kekerasan atas rakyat sipil Libya dan mendesak agar konflik Libya diselesaikan secara politis.
Hisashi Tokunaga sebagai perwakilan dari Jepang mengumumkan pengakuan negaranya atas NTC.
“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk mengumumkan bahwa pemerintah Jepang mengakui NTC sebagai penyambung lidah rakyat Libya yang sah,” kata Tokunaga dalam sebuah pernyataan.
Pejabat tinggi perwakilan dari Qatar, Yordania, Kuwait, Bahrain, Uni Emirat Arab dan Maroko menyampaikan suara yang sama, yaitu Muammar Qadhafi harus mundur.
“Yang kami semua inginkan adalah Libya baru yang demokratis,” kata Menlu Uni Emirat Abdallah bin Zayid Al Nahyan.
Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu menyeru agar masalah itu diselesaikan sebelum Ramadhan, sehingga situasi di Libya tidak semakin buruk.
“Jika gencatan senjata tidak bisa dicapai, maka serangan udara (NATO) akan terus dilakukan selama Ramadhan, dan itu hanya menguntungkan Qadhafi,” kata Davutoglu kepada wartawan.
Davutoglu memaparkan rencana pemecahan masalah Libya yang diajukan Turki.
Pertama, gencatan senjata antara pasukan Qadhafi dan pemberontak yang dipantau PBB. Kemudian menyiapkan penyerahan jabatan dari Qadhafi. Lalu pembentukan komisi restrukturisasi Libya yang terdiri dari dua perwakilan Tripoli (kubu Qadhafi) dan dua dari Benghazi (kubu pemberontak)..
Belajar dari perlucutan besar-besaran atas pendukung Saddam Hussein di Iraq yang justru menimbulkan masalah besar, maka Turki menyarankan untuk menghindari tindakan balas dendam apapun terhadap Qadhafi.
Pertemuan kelompok kontak itu merupakan indikasi yang jelas bahwa kebanyakan negara besar, kecuali Rusia, bersikukuh untuk menyingkirkan Muammar Qadhafi dari jabatannya.*