Hidayatullah.com—Negara Hungaria saat ini kekurangan tenaga kerja. Untuk menarik minat warganya mencari nafkah di dalam negeri pemerintah menawarkan diskon pajak pendapatan.
Tawaran pemangkasan pajak pendapatan itu juga akan diiringi dengan insentif bagi para majikan sehingga dapat memberikan kenaikan gaji.
Menteri Perekonomian Mihaly Varga tidak menjelaskan secara detil rencana itu. Dia mengatakan program tersebut kemungkinan agar berlaku mulai Januari 2017, lapor Euronews Jumat (21/10/2016).
Beban pajak yang harus ditanggung majikan dan pekerja di Hungaria lebih tinggi di banding negara-negara lain yang tergabung dalam Organisation for Economic Co-operation and Development.
Negara Hungaria mengalami kekurangan tenaga kerja, karena selama bertahun-tahun banyak warganya yang emigrasi ke negara-negara Eropa Barat. Hal tersebut selain menyulitkan pemilik usaha merekrut tenaga kerja baru, juga mendorong kenaikan gaji sehingga memberatkan majikan.
Samsung Electronics, perusahaan asal Korea Selatan, belum lama ini mengaku harus merekrut pekerja dari Ukraina agar pabriknya yang berada di Hungaria bisa tetap beroperasi.
Pabrikan mobil besar asal Jerman, Audi dan Daimler, juga mengaku merasakan dampak berkurangnya jumlah tenaga kerja di Hungaria.
Menteri Perekonomian Varga kepada mingguan Heti Valasz bulan lalu mengatakan bahwa Hungaria kemungkinan akan memperbolehkan masuk tenaga kerja asal negara yang memiliki “latar belakang budaya dan sejarah yang sama” dengan orang-orang setempat untuk mengatasi krisis tenaga kerja.
Pemerintahan Perdana Menteri Viktor Orban belum lama ini memasang iklan berisi desakan agar rakyat Hungaria menolak kuota migran Muslim yang disebar ke negara-negara Uni Eropa dan menggelar referendum masalah tersebut.
Pada periode Juni-Agustus 2016, tingkat pengangguran Hungaria turun menjadi 4,9 persen, menurut statistik resmi. Sementara itu, besaran gaji kotor naik dalam periode tahunan sebesar 6,9 persen di bulan Agustus, ketika tidak ada inflasi.*