Hidayatullah.com—Umar Al-Shishani, salah satu komandan ISIS yang belum lama ini dikabarkan tewas dalam serangan udara Amerika Serikat di Suriah, kemungkinan masih hidup dan hanya terluka saja.
Menurut kelompok pemantau konflik Suriah pro-oposisi yang berbasis di London, Syrian Observatory for Human Rights, hari Rabu (9/3/2016) berbagai sumber mengatakan kepada para pemantaunya bahwa serangan tanggal 4 Maret yang menarget iring-iringan kendaraan Al-Shishani telah menewaskan para pengawalnya dan mengakibatkan komandan ISIS itu “luka parah”.
“Dia tidak tewas,” kata Direktur Observatory Rami Abdurrahman seperti dikutip Deutsche Welle.
Serangan udara itu dilakukan oleh sejumlah pesawat tempur dan drone (pesawat tanpa awak) dengan target sebuah konvoi militan di dekat Al-Shadadi di utara Suriah, kata para pejabat Amerika Serikat.
Hari Selasa lalu seorang pejabat milisi Kurdi Suriah YPG –yang memerangi ISIS di Al-Shadadi– mengatakan menerima informasi bahwa Al-Shishani tewas dalam serangan itu tetapi tidak memberikan keterangn lebih lanjut.
Para pejabat Amerika Serikat kemudian mengkonfirmasi bahwa serangan itu menarget Al-Shishani dan salah satu dari pejabat tersebut yang tidak ingin diungkapkan identitasnya mengatakan “sepertinya Al-Shishani tewas” dalam serangan itu.
Baca berita sebelumnya: Pemimpin Senior ISIS Umar Al-Shishani Dikabarkan Tewas dalam Serangan Udara
Al-Shishani yang memiliki julukan “Omar the Chechen” konon dilahirkan tahun 1986 di Georgia, yang ketika itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet. Dia dikabarkan memiliki hubungan dekat dan menjadi penasihat militer untuk pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Baghdadi, yang kata pengikutnya sangat tergantung dengan Al-Shishani.
Pria berjenggot merah itu berasal dari daerah Pankisi Gorge di Georgia, yang mayoritas dihuni etnis Chechen. Al-Shishani pernah ikut perang melawan Rusia sebagai anggota milisi sebelum bergabung dengan militer Georgia pada 2006. Dia ikut perang melawan pasukan Rusia lagi saat Georgia bertempur selama lima hari mempertahankan Ossetia Selatan pada 2008.
Al-Shishani muncul di Suriah bagian utara pada tahun 2012 sebagai komandan batalion yang terdiri dari orang-orang asing yang ikut berperang di Suriah, menurut Aymenn Jawad Al-Tamimi seorang peneliti di Middle East Forum, sebuah kelompok pemikir Amerika Serikat.
Richad Barrett dari Soufan Group yang berbasis di Amerika Serikat menggambarkan Al-Shishani sebagai komandan ISIS paling senior dan dia memimpin pertempuran-pertempuran penting yang dilakoni kelompok bersenjata itu.
“Dia jelas sekali seorang komandan yang memiliki kemampuan dan memiliki loyalitas pejuang Chechen yang dianggap ISIS sebagai pasukan elit,” kata Barrett kepada AFP.
Al-Shishani bukan anggota dari kepemimpinan politik ISIS, struktur yang bahkan lebih tidak transparan dibanding komando militernya.
Al-Shishani beberapa kali dikabarkan tewas di Suriah dalam serangan-serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat.*