Hidayatullah.com–Arab Saudi dan para menteri luar negeri Arab lainnya telah mengkritik Iran dan sekutu Syiahnya, Hizbullah dalam sebuah pertemuan darurat Liga Arab di kantor pusat di Kairo hari Ahad.
Pertemuan hari Ahad (19/11/2017) yang diprakarsai Arab Saudi itu memiliki agenda utama membahas tentang agresi dari Iran, yang dianggap bertanggung jawab atas serangkaian peristiwa yang terjadi pada 4 November.
Sekretaris Jenderal Liga Ahmed Abul Gheit, mengatakan bahwa dia mungkin akan mengajukan masalah tersebut ke Dewan Keamanan PBB.
“Saya berharap bahwa Iran akan mengubah kebijakan dan perilaku mereka, dan berharap bahwa mereka telah menerima pesan di Iran bahwa ada kemarahan Arab,” kutip euronews.com, Senin (20/11/2017).
Baca: Liga Arab dan Negara Teluk Kecam Campur Tangan Iran Masalah Arab
Dalam pertemuan itu dibahas serangan roket kelompok pemberontak Syiah al-Houthi yang melesat dan diduga mengincar Bandara Internasional King Khaled sebelum berhasil dimusnahkan.
Kemudian pengumuman pengunduran diri Perdana Menteri Libanon, Saad al-Hariri.
Hariri diduga mundur setelah diancam oleh Iran agar ikut serta menentang Saudi dengan menyatakan Syiah-Hizbullah menjamin keamanan di sana.
Saudi dan Bahrain mendesak agar seluruh anggota Liga Arab bersatu dan berkonfrontasi dengan Iraq.
“Kita berkewajiban untuk mengambil langkah serius untuk mencegah agresi (Iran) demi menciptakan keamanan di negeri kita,” kata Menlu Saudi, Adel al-Jubeir dikutip Arab News.
Jubeir kemudian meminta kepada seluruh anggota Liga Arab agar melaksanakan pertemuan lanjutan Selasa (21/11/2017).
Ucapan Jubeir mendapat dukungan Bahrain lewat menlunya, Khalid bin Ahmed Al Khalifa.
“Iran memiliki pasukan di seluruh kawasan ini, dengan sebagian besar adalah Hizbullah,” tegas Khalid dikutip Aljazeera.
Menurut Arab News, pertemuan setingkat menlu itu tidak dihadiri menlu dari Libanon dan Iraq.*